Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MENJADIKAN Indonesia sebagai basis produksi kendaraan bermotor beserta komponennya di ASEAN bahkan dunia ialah mimpi pemerintah dan para pelaku industri otomotif sejak lama. Jalan menuju ke sana tampaknya semakin lempeng berkat dorongan kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif serta kian agresifnya para prinsipal memproduksi kendaraan global.
Untuk mencapai mimpi itu, kinerja ekspor tentu akan menjadi salah satu parameter. Tahun lalu ekspor produk otomotif Indonesia sekitar 200 ribu unit dari total produksi 1,2 juta unit. Tahun ini diperkirakan tak bakal banyak berubah.
Untuk memotivasi para stakeholder, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan volume ekspor mobil naik 10% pada tahun depan. “Saya optimistis karena pemerintah bersama pelaku industri otomotif nasional bertekad mewujudkan Indonesia menjadi basis produksi otomotif di ASEAN bahkan dunia,” kata Airlangga, Kamis (11/8).
Yang menjadi masalah, ada perbedaan standar antara mobil yang dijual di pasar dalam negeri dan mobil yang diproyeksikan untuk pasar ekspor. Sebagai informasi, sebagian besar mobil yang menguasai penjualan di pasar domestik masih memakai standar emisi yang berlaku di negeri ini, yakni Euro 2. Padahal, negara ASEAN lain, seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina, sudah menganut standar Euro 4.
Euro 4 ialah tahap keempat standar emisi kendaraan bermotor yang dikeluarkan Uni Eropa pada 2006 untuk spesifikasi kendaraan kelas ringan (kendaraan angkut) berbahan bakar solar dan bensin.
Kondisi tersebut tentu menyulitkan para produsen. “Kita ekspor harus (mobil standar) Euro 4, sedangkan domestik (standar) Euro 2, itu berat buat kami karena harus maintain dua produk,” jelas Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, pada satu kesempatan.
Jika kondisi tersebut dibiarkan, ia memperkirakan pasar ekspor kendaraan motor bakal sulit berkembang. Ketimpangan standar batas emisi itu bahkan bisa menjadi penghambat kemajuan otomotif secara keseluruhan. “Sebetulnya kami maunya memproduksi kendaraan yang bersih dan hemat bahan bakar, itu juga untuk menjaga lingkungan.”
Perlunya peningkatan standar emisi di Indonesia juga menjadi perhatian Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Kamis (11/8).
Wapres pun telah meminta Menteri Perindustrian segera mengkaji penggunaan standar emisi Euro 4 untuk industri otomotif dalam negeri.
“Pemerintah harus dinamis. Saya sudah minta Menperin mengkaji mobil Euro 4 karena dunia saat ini pertimbangannya lingkungan,” kata Kalla.
Karena mendapat tantangan itu, Kementerian Perindustrian serius mengkaji pemberlakuan standar Euro4 karena bermanfaat dari sisi industri, terutama dampaknya ke lingkungan. “Kami juga tengah menyiapkan road map-nya karena penerapan Euro 4 itu bagus dampaknya terhadap lingkungan,” Airlangga.
Ia juga mengaku terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan Pertamina terkait dengan pembahasan peningkatan standar emisi ke Euro 4.
Industri komponen
Di sisi yang lain, Menperin meminta para pelaku industri otomotif nasional lebih memperdalam struktur industri melalui peningkatan kemampuan industri komponen. “Potensi pasar dalam negeri yang terus berkembang menjadi pendorong bagi pelaku usaha untuk makin mengembangkan produknya sehingga menumbuhkan industri komponen untuk memperdalam struktur industri otomotif nasional,” paparnya.
Daya saing industri otomotif nasional, imbuh Airlangga, akan dapat dioptimalkan melalui peningkatan kemampuan SDM dan manajemen industri serta peningkatan penguasaan teknologi dan research and development industri otomotif.
Ia juga berharap para pabrikan otomotif dapat menggunakan produk-produk komponen dari industri kecil dan menengah (IKM) dalam mendorong kenaikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Terkait dengan hal itu, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Masahiro Nonami menimpali pihaknya akan terus berusaha meningkatkan jumlah dan kepemilikan pemasok (supplier) lokal dalam kegiatan produksi sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang semakin besar bagi perekonomian Indonesia.
“Hingga kini produksi Toyota di Indonesia telah melibatkan total 709 pemasok lokal yang terdiri atas pemasok kategori tier 1, 2, dan 3,” tutupnya. (Ant/Mus/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved