Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
DI tengah tugas sebagai agen pembangunan, BUMN menghadapi berbagai tantangan dalam upaya membantu pemerintah memenuhi kebutuhan negara. Mereka harus pula mengarungi kompetisi usaha yang tentu saja tidak ringan.
BUMN sebesar PT Pertamina (persero) pun tak lepas dari tantangan dan hadangan itu. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengakui ada sejumlah hal menantang yang harus dihadapi perusahaannya sebagai BUMN di sektor migas.
“Contohnya, pada 2015 kita selalu dikomplain dengan pilihan impor atau mengoperasikan kilang. Kilang yang kami miliki sekarang kompleksitasnya masih rendah, tetapi semahal-mahalnya cost kilang masih menurunkan pengeluaran daripada terus menerus impor,” ujarnya di Jakarta, Rabu (11/8).
Namun, lanjut Dwi, tantangan terbesar dunia usaha saat ini ialah teknologi. “Pemenang persaingan hari ini memang mengenai siapa yang mempunyai infrastruktur dan paling efisien serta produktif. Namun, persaingan masa depan ialah teknologi.”
Pada titik tersebut, menurutnya, eksistensi BUMN menjadi penting. “Siapa yang bertanggung jawab tercipta kemampuan teknologi kalau bukan BUMN. Mimpi kami agar Pertamina bisa menjadi tangan negara yang melahirkan teknologi yang bisa dibanggakan,” bebernya.
Setiap SDM perlu mentransfer ilmu yang dimilikinya dengan terjun langsung di bidang desain dan pengembangan teknologi. Pembangunan kilang Pertamina pun sejatinya bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan, melainkan menjadi tempat lahirnya teknologi Pertamina dan lisensi-lisensi yang menjadi standar.
Di sisi lain, Direktur Operasi II PT Wijaya Karya (Wika) yang membawahkan energi, Bambang Pramujo, mengatakan, sebagai BUMN, perseroan wajib berkontribusi pada pembangunan suatu wilayah. Tahun ini, ia mencontohkan, Wika menargetkan penyelesaian proyek pemberian listrik di wilayah Tolikara, Papua.
Tantangan-tantangan itu harus diakui akan membuat BUMN lebih kuat, profesional, fleksibel, dan mampu meningkatkan daya saing secara global. Lebih penting lagi, dengan terbiasa bergelut dengan tantangan dan target, BUMN amat mungkin mampu mengembangkan diri dan tidak akan membebani anggaran negara.
Dalam peta jalan BUMN 2015-2019, setidaknya lima tantangan besar bagi perusahaan pelat merah selain tantangan yang ada di depan mata, yaitu pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Deputi Restrukturisasi Kementerian BUMN Aloysius Kiikro menyebut yang pertama ialah ketimpangan (inequality) masyarakat. Kedua, ketahanan energi dan pangan Indonesia. Ketiga, infrastruktur dan industri dasar, industri dasar 90% BBO dari farmasi masih impor. Keempat, akses layanan keuangan yang masih belum merata karena banyak penduduk Indonesia yang belum bisa mengakses perbankan, terutama di daerah.
“Kelima produktivitas SDM angkatan muda yang masih rendah. Secara produktivitas kita kalah jauh. Edukasi rating-nya masih kalah jauh,” pungkas Kiikro. (Try/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved