Dari Kalimantan Selatan ke Muara Karang

MI
11/8/2016 10:31
Dari Kalimantan Selatan ke Muara Karang
(MI/Duta)

BAGAI katak dalam tempurung seharusnya telah menjadi ungkapan usang di era akses informasi dan teknologi tanpa batas ini. Namun, kesempatan untuk mendapat pengalaman nyata itu kadang harus berbenturan dengan kendala geografis yang menjadi rintangan nyata.

Untungnya hal itu bisa dilalui 18 remaja asal Kalimantan Selatan. Selama sepekan mereka berkesempatan mencicipi hirukpikuknya Ibu Kota. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta. Namun, alih-alih mengunjungi mal, pusat perbelanjaan, atau taman hiburan, mereka justru diajak mendatangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Air (PLTGU) Muara Karang milik PT PLN (persero).

Para pelajar SMA, SMK, dan SLB kelas XI itu merupakan peserta Siswa Mengenal Nusantara, program Kementerian BUMN dalam rangka memeringati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Selama tujuh hari, mereka berkesempatan mengunjungi BUMN yang berkantor di Jakarta, termasuk PLN. “Sangat senang bisa melihat pembangkit yang luar biasa besar,” ucap Febri Rahmat, siswa SMAN 1 Martapura, Kalsel di PLTGU Muara Karang, Jakarta, Selasa (9/8).

Siswa di jurusan ilmu pengetahuan alam itu mengaku kagum dengan pembangkit listrik sebesar itu yang tidak ada di kampung halamannya.

PLTGU Muara Karang, yang dioperasikan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) memiliki 11 generator berkapasitas 1.600 megawatt (Mw). Pembangkit itu memasok listrik ke lokasi strategis Ibu Kota, mulai stasiun televisi hingga Istana Negara. Sebagai perbandingan, untuk seluruh Kalsel total pasokan listrik 1.400 Mw. “Pembangkit di sana tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ini,” tutur Febri polos.

Kendati hanya melihat di area yang terbatas, siswa yang bercita-cita menjadi dosen itu mengaku mendapatkan pengalaman tidak terlupakan. “Kalau ada kesempatan, saya tidak menolak untuk bekerja di sini,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan Muhammad Rian, siswa SMK 2 Kotabaru, Kalsel. Pelajar yang mengambil bidang otomotif itu mengaku tertarik untuk bisa terlibat di dalam perusahaan yang dikunjunginya tersebut.

“Di sekolah kan belajar mesin juga. Walaupun ukurannya berbeda jauh, mungkin masih ada kesamaan. Kalau diberi kesempatan bekerja di PLN, kenapa tidak?” ujarnya.

Direktur Human Capital and Management PLN Muhammad Ali pun mengatakan tidak ada yg mustahil dengan impian siswa-siswi tersebut.

“Mereka yang terpilih kan yang berprestasi akademis dan nonakademis. Kalau mereka mengalami peningkatan, kami akan berikan beasiswa. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika kami rekrut sebagai pegawai,” tandasnya. (Andhika Prasetyo/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya