Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MOMENTUM pertumbuhan ekonomi yang tengah dialami Indonesia dinilai tidak akan cukup kukuh bila hanya ditopang kebijakan moneter. Mesti ada penyokong lain untuk memperkuatnya, yakni dari instrumen kebijakan fiskal.
"Bergantung pada kebijakan moneter itu penting. Akan tetapi, itu tidak cukup, perlu ada optimalisasi policy mix dari kebijakan moneter, stimulus fiskal, dan reformasi struktural. Itulah kunci menciptakan stabilitas dan pertumbuhan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Nusa Dua, Bali, kemarin.
Perry mengatakan bank sentral memang telah berhasil menjaga stabilitas ekonomi sejak 2013 untuk menghadapi ketidakpastian global di berbagai negara maju ataupun berkembang. Namun, itu tidak mengurangi pentingnya faktor fiskal dalam mengoptimalkan stabilitas tersebut menjadi fondasi pertumbuhan.
Menurutnya, perubahan arah kebijakan moneter BI sejak tahun lalu bisa diartikan sebagai awal dari era bauran kebijakan fiskal dan moneter tersebut. Bauran itu tak hanya memiliki manfaat jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.
"Dampaknya tidak hanya jangka pendek, tapi juga jangka panjang karena ini berpengaruh pada pembangunan infrastruktur, insentif pajak, kemudahan perizinan, dan industrialisasi," lanjut Perry.
Ia mencontohkan saat ini pertumbuhan kredit masih di bawah target rencana bisnis bank (RBB) 2016 sehingga membutuhkan stimulus fiskal agar permintaan terhadap kredit meningkat.
Di situlah, kata dia, bauran kebijakan memainkan peranan. Di satu sisi, otoritas moneter melakukan relaksasi makroprudensial dengan menurunkan suku bunga acuan hingga empat kali, pada saat sama otoritas fiskal membuat pos belanja strategis yang memacu aktivitas perekonomian.
Dalam kaitan itu pula, ia menambahkan, perekonomian Indonesia mestinya bisa memanfaatkan masuknya aliran dana repatriasi dari program amnesti pajak karena modal itu bisa menggerakkan investasi swasta dan pasar keuangan. Apalagi, dari sisi kebijakan, Indonesia dinilai memiliki kerangka kerja yang jelas.
"Sekarang kondisinya lebih bagus karena pasar berkembang dan punya pengalaman. BI sudah siap karena mempunyai referensi itu. Tinggal bagaimana memaksimalkan tax amnesty untuk stabilitas dan pertumbuhan," ujarnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved