Gaji Tinggi tidak Jamin Kinerja Gemilang

Tesa Oktiana Surbakti
01/8/2016 18:21
Gaji Tinggi tidak Jamin Kinerja Gemilang
(Ist)

GAJI fantastis ditambah fasilitas melimpah ruah, tidak menjamin kualitas dari seorang pejabat tinggi (Chief Excecutif Officer/CEO). Bisa jadi mereka malah terlena dan mengabaikan performa lantaran sudah memperoleh apa yang dibutuhkan.

Demikian hasil laporan teranyar dari Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang telah mempelajari 429 perusahaan terkemuka di Amerika Serikat selama 10 terakhir. Mengejutkan memang, kinerja para petinggi perusahaan yang notabene berkantong tebal, cenderung lebih buruk ketimbang para pekerja dengan gaji pas-pasan.

Dengan penuh ketegasan laporan itu menyatakan gaji tinggi CEO tidak selalu merefleksikan integritas dan kinerja jangka panjang. Tren ini bahkan terjadi di lintas sektor.

Masih dari laporan yang sama, diketahui para pemegang saham menerima laba 39% lebih tinggi ketika porsi gaji CEO di bawah 20% dari total belanja perusahaan. Kondisi berbeda terjadi ketika beban gaji CEO mengambil porsi di atas 20%.

MSCI memandang tidak ada dampak signifikan sekali pun para petinggi perusahaan menerima kompensasi lebih besar, misalnya dalam bentuk insentif saham perusahaan. Rerata 70% gaji tahunan yang diperoleh para CEO bersumber dari insentif saham.

Lantas, apa yang harus dilakukan perusahaan untuk memperbaiki kinerja para pemimpin dengan gaji fantastis? MSCI menyarankan agar korporasi mulai membuat laporan gaji kumulatif CEO sepanjang masa jabatan, bukan hanya gaji tahunan.

"Kami melihat kurang terintegrasinya hasil laporan yang terlalu fokus pada gejolak harga saham di jangka pendek, malah akan mengganggu efek kinerja jangka panjang," jelas peneliti MSCI sebagaimana dikutip dalam laman CNN.com, Senin (1/8).

MSCI turut menyoroti kegagalan Marissa Mayer yang awalnya diharapkan dapat membangkitkan Yahoo! dari zona keterpurukan. Kegagalan CEO Marissa Mayer ini berujung pada nasib Yahoo! yang akhirnya diakuisisi operator telekomunikasi Verizon dengan nilai US$4,8 miliar.

Selama memimpin Yahoo! dalam kurun 4 tahun, total pendapatan Mayer diperkirakan tembus di angka US$219 juta atau setara Rp2,8 triliun. Padahal, Yahoo! menaruh harapan besar di pundak Mayer yang sebelumnya memiliki rekam jejak cemerlang di Google. Namun, bayaran fantastis Mayer ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan bagi Yahoo!. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya