Inflasi Juli Beri Ruang BI Turunkan BI Rate Lagi

Fathia Nurul Haq
01/8/2016 15:13
Inflasi Juli Beri Ruang BI Turunkan BI Rate Lagi
(ANTARA/ROSA PANGGABEAN)

KEPALA Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menilai tingkat inflasi nasional sepanjang bulan Juli 2016 terbilang rendah, yakni 0,69%. Biasanya musim puasa dan Lebaran bisa menggiring tingkat inflasi mendekati 1%.

"Ini lebih rendah dari ekspektasi, bagus buat market. Kalau kita lihat datanya, pendorong utamanya kan bahan pokok makanan dan transportasi," ujar Josua saat ditemui di Bali, Senin (1/7).

Josua tidak memungkiri rendahnya inflasi didorong oleh turunnya daya beli masyarakat, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tetapi andil dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga signifikan mengingat tingkat inflasi mingguan di Bulan Juli terus menurun.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juli membuat inflasi tahun berjalan nasional menjadi 1,76% atau 3,21% year-on-year. Inflasi bahan makanan dan transportasi jasa mendominasi angka tersebut.

Sedangkan, inflasi inti tercatat hanya separuh dari inflasi nasional, yakni 0,34%. Rendahnya inflasi inti ini menurut Josua memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk kembali mengoreksi tingkat suku bunganya.

"Core inflasi ini berkaitan dengan BI rate, peluangnya dipangkas cukup besar dengan angka seperti ini. Tapu kita perlu lihat respon BI terhadao laporan ini," sebut Josua.

Dengan akumulasi inflasi 1,76%, Josua memprediksi inflasi sepanjang tahun berada pada kisaran 3,5-4%. Disisi lain turunnya daya beli masyarakat yang selama ini menjadi bahan bakar utama pertumbuhan menurutnya kan membuat pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun tidak akan melampaui 5%.

Inflasi terlalu rendah berbahaya

Berkebalikan dengan Indonesia yang berjuang mengikis tingkat inflasinya selama beberapa tahun belakangan, Amerika Serikat malah menghadapi tantangan dalam mendongkrak inflasi nasionalnya menjadi 2%.

Pada seminar internasional yang diadakan oleh Federal Reserve Bank of New York dan BI, Presiden Federal Reserve Bank of New York William C. Dudley mengatakan perlambatan ekonomi yang dihadapi Amerika Serikat pasca krisis 2008 tak kunjung pulih lantaran tingkat inflasinya yang rendah. Rata-rata inflasi tahunan AS hanya berkisar 0,9-1% dari target 2%.

"Krisis keuangan adalah pengalaman yang merusak kepercayaan rumah tangga maupun dunia usaha dengan efek yang berkepanjangan," sambung Dudley.

Menurutnya dalam menjaga tingkat inflasi, kebijakan fiskal harus stimulatif mendorong konsumsi. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya