SPBU Diimbau tak Layani Pembelian Premium untuk Pengecer

Ardi Teristi Hardi
28/7/2016 16:29
SPBU Diimbau tak Layani Pembelian Premium untuk Pengecer
(ANTARA)

PERTAMINA DIY mengeluarkan imbauan agar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah DIY tidak melayani pembelian premium dengan menggunakan jeriken untuk pengecer mulai mulai 1 Agustus 2016. Dengan cara ini, diharapkan pengecer tidak menjual lagi premium eceran dan beralih menjual Pertalite.

''Kami ingin meningkatkan penjualan bahan bakar khusus, terutama pertalite,'' kata Marketing Branch Manager Pertamina DIY, Dody Prasetya, Kamis (28/7) di Kantor Pertamina DIY.

Ia menjelaskan, sejak diluncurkan pada pertengahan 2015 yang lalu, respon terhadap pertalite sangat bagus. Masyarakat di DIY menganggap keberadaan pertalite sebagai win win solution dalam menawarkan bahan bakar dengan kualitas baik, tetapi dengan harga terjangkau.

Walau mendapat respon sangat baik, Dody mengakui, penjualan pertalite di DIY saat ini masih rendah. Penjualan pertalite berkisar 120 kiloliter-160 kiloliter perhari, sedangkan premium berkisar 1.100 kiloliter perhari dan pertamax berkisar 150 kiloliter perhari.

Menurut dia, salah satu faktor masih rendahnya penjualan pertalite adalah belum semua SPBU di DIY yang menjual pertalite. Tercatat dari 106 SPBU di DIY, SPBU yang sudah memasarkan pertalite sebanyak 62 SPBU. Dengan bekerja sama dengan pemerintah, ia menargetkan, pada tahun ini, 100 persen SPBU di DIY sudah bisa menjual Pertalite.

Dody menegaskan, kebijakan ini bukan berarti mengurangi penjualan premium di SPBU. ''Penjualan premium di SPBU tetap ada. Hanya penjualan pertalite yang kita tingkatkan,'' kata dia.

Sementara itu, Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY, Siswanto, memberikan dukungan atas langkah Pertamina dalam meningkatkan penjualan pertalite. Dengan adanya surat imbauan tidak melayani penjualan premium dengan jeriken, pengecer diharapkan dapat beralih dengan menjual pertalite.

Menurut Siswanto, masyarakat DIY banyak yang sudah sadar untuk menggunakan pertalite. ''Masyarakat sebenarnya mampu beli pertalite. Buktinya pada H-2 Lebaran, penjualan pertalite di satu SPBU bisa mencapai 13 kiloliter perhari dari rata-rata hanya 2-8 kiloliter perhari,'' kata dia.

Siswanto menegaskan, pihaknya mendukung meningkatkan penjualan pertalite karena dengan angka oktan yang lebih tinggi pembakaran di ruang mesin dapat berjalan lebih baik dan dapat mengurangi emisi gas buang. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya