Menanti Kesigapan Tim Ekonomi

Irene Harty
28/7/2016 09:49
Menanti Kesigapan Tim Ekonomi
(MI/Panca Syurkani)

SEJUMLAH isu dan target masih akan menjadi pekerjaan rumah yang tak ringan bagi tim ekonomi Kabinet Kerja pascaperombakan yang diumumkan Presiden Joko Widodo, kemarin.

Respons pasar terutama terhadap sosok-sosok yang mengisi pos menteri ekonomi yang cukup positif, kemarin, dinilai beberapa kalangan sebagai awal baik untuk memulai percepatan ekonomi nasional. Meski demikian, sambutan itu juga mesti diimbangi dengan kesigapan tim ekonomi baru dalam menjalankan program-program ke depan. Tidak hanya di sektor fiskal, tetapi juga mesti berimbas ke sektor riil.

Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih berharap tim ekonomi, khususnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dapat meningkatkan penerimaan negara dan stimulus fiskal perekonomian nasional. “Hal itu sangat penting karena kita tengah membangun, tidak saja infrastruktur, tapi juga kelembagaan,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Sri menyebut sektor fiskal idealnya bisa memberi stimulus kepada perekonomian Indonesia, tidak malah menghambat perekonomian.

Tantangan juga dilemparkan anggota Dewan Energi Nasional, Tumiran, kepada Menteri ESDM Archandra Tahar. “Proyek pembangkit 35 ribu megawatt harus dipercepat, jangan diulur-ulur lagi. Listrik menopang pembangunan,” tukasnya.

Menteri yang baru, imbuh Tumiran, diharapkan juga memberi perhatian khusus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sebagai alternatif ketersediaan energi. Pengarustengahan EBT bisa mewujudkan pembangunan yang ditopang sumber ramah lingkungan.

Dari pelaku usaha, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Adhi S Lukman, mengingatkan tugas kabinet ekonomi tidak ringan karena indikator ekonomi belum membaik. “Padahal, sudah dilakukan deregulasi, tapi belum signifikan sehingga ada perombakan ini. Saya pikir itu alasannya.”

Stimulasi pembangunan
Sri Mulyani, dalam serah terima jabatan menteri keuangan, kemarin, secara tidak langsung menanggapi tantangan Wantimpres. Menurutnya, hal terpenting sekarang ini ialah koordinasi pelaksanaan APBN dari sisi perencanaan penganggaran. APBN, kata dia, mesti mampu menjadi instrumen untuk menstimulasi sekaligus memperbaiki fondasi perekonomian.

“Di dalam APBN, politik anggaran atau kebijakan fiskal merupakan instrumen yang luar biasa penting bagi negara, terutama untuk bisa mencapai cita-cita pembangunan nasional.”

Di sektor industri, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengakui isu revitalisasi industri dari berbagai faktor mesti dioptimalkan agar investor baru dapat masuk. “Berikutnya kita melihat daya saing juga sangat krusial apalagi kita sudah masuk di dalam MEA,” sahutnya.

Beberapa sektor industri yang akan didorong Airlangga ialah sektor dasar, sektor berbasis agro, petrokimia dan industri kecil menengah. Sentra-sentra industri di daerah juga akan diperkuat agar lebih berdaya saing.

Di tempat lain, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tugas pertama dan utama yang diamanahkan Presiden ialah stabilisasi harga kebutuhan pokok. “Beliau (Presiden) meminta untuk segera dalam waktu singkat melakukan stabilisasi harga,” ucapnya.

Ia mengaku pekan depan akan menemui menteri pertanian untuk menyelesaikan persoalan stabilisasi harga kebutuhan pokok. Selain itu, ia bakal mengundang pengusaha di bidang pangan untuk mengurai permasalahan masih tingginya harga di lapangan.

Sementara itu, Menteri Desa PDTT Eko Putro Sanjoyo mengungkapkan target dia ialah memberdayakan ekonomi desa lebih berkembang dari saat ini. “Instruksi dari Presiden ialah mempercepat pembangunan desa. Kita akan push lagi untuk pembentukan badan usaha desa,” ungkap Eko.

Menurutnya, dengan mengembangkan badan usaha desa, perputaran ekonomi di desa akan berjalan dan masyarakat lebih mudah memperoleh akses finansial. (Fat/Jay/Jes/Dro/Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya