Menjajal Ekuator, Karya Premium IKM Negeri

Jesica Sihite/E-3
27/7/2016 11:37
Menjajal Ekuator, Karya Premium IKM Negeri
(Ilustrasi--MI/Duta)

MESKI kerap dipandang sebagai alas kaki semata, sepatu ternyata menentukan penampilan seseorang. Karena itu, salah satu merek sepatu karya bangsa Indonesia, Ekuator, menawarkan sepatu pantofel berkelas, modis, dan elegan bagi pemakainya.

Bukan tanpa alasan Ekuator mengklaim sebagai merek sepatu berkelas premium. Sepatu itu 100% memakai kulit asli Indonesia yang dipadukan dengan bahan premium lain. Alhasil sepasang sepatu Ekuator diberi harga US$200, atau sekitar Rp2,5 juta, per pasang.

Lalu, apa yang membedakan sepatu Ekuator itu dengan sepatu yang lain?
Sepintas terlihat sama dengan yang dijual di kebanyakan mal. Namun, ternyata, pembuatnya bukan industri besar dengan omzet miliaran hingga triliunan rupiah, melainkan industri kecil dan menengah (IKM). “Semangat ekonomi rakyat yang membedakan sepatu Ekuator ini dengan sepatu premium lain. Ini merek tempat para industri kecil dan menengah untuk bertemu. Kalau industri besar kan sudah biasa membuat sepatu premium dengan jalan masing-masing,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah saat peluncuran Ekuator di Jakarta, kemarin.

Selama ini, kata Euis, belum ada IKM yang berani membuat sepatu berjenis premium untuk kalangan masyarakat menengah ke atas. Dari 388 IKM yang bergerak memproduksi sepatu, baru kali ini sepatu jenis premium dilahirkan.

“Kenapa mereka ciptakan sepatu premium? Karena mereka mau sejajar dengan yang premium lain. Selama ini mereka hanya memproduksi sepatu biasa karena susah juga memproduksi yang premium. Makanya, kita akhirnya tuntun mereka buat ini,” tukas Euis.

Sepatu itu baru diproduksi satu vendor di Bandung, yakni CV Fortuna Shoes. Baru IKM tersebut yang memperoleh izin produksi Ekuator dari pemerintah dan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).

Hal unik lainnya ialah sepatu Ekuator diproduksi dengan tujuh model berbeda dan tiap-tiap model diberi nama daerah di Indonesia, seperti Papua, Madura, Jawa, Sumatra, Bali, Celebes, dan Borneo.

Kepala BPIPI Ratna Utarianingrum mengatakan pemilihan nama jenis sepatu Ekuator tidak lain bertujuan memberi kesan keindonesiaan. Dia ingin sepatu buatan Indonesia dikenal dengan nama apa pun yang memang berasal dari Indonesia.

“Kan ada tuh beberapa negara yang membuat sepatu identik dengan mereka sendiri. Jadi, kita tahu sepatu itu dari negara itu. Kita mau begitu juga,” tegas Ratna.

Saat ini, produksi awal sepatu Ekuator masih sekitar 200 pasang. Namun, bukan hal yang tidak mungkin, produksi bisa melonjak pesat jika permintaan tinggi. “Kita masih jual lewat website Ekuatorindonesia.com dan pameran-pameran di dalam dan luar negeri nanti oleh pemerintah.” (Jesica Sihite/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya