Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BTN) berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di tengah tren kenaikan NPL industri perbankan secara umum.
“NPL gross di 2015 itu 4,7% dan nett 3,7%. Sekarang grossnya 3,41% nett-nya 2,23%. Ini penurunannya cukup drastis,” Direktur BTN, Sulis Usdoko di sela konferensi pers di Menara BTN, Jakarta, kemarin.
Sulis mengatakan penurunan NPL itu terwujud setelah tiga tahun BTN berkomitmen meningkatkan kualitas kredit mereka. “Intensitas penjagaan kualitas kredit ketat, setiap terdapat indikasi kredit macet, kami lakukan langkah proaktif.”
Langkah proaktif itu dimulai dengan mengingatkan debitur yang baru menunggak mulai 1 hari hingga 90 hari. Apabila menemukan indikasi kredit macet, BTN melakukan restrukturisasi, terutama pada kredit komersial.
Penurunan NPL itu juga dibarengi dengan penurunan margin bunga bersih (nett interest margin/NIM) dari 4,73% pada semester I tahun lalu menjadi 4,65%. Demikian pula dengan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang lebih efisien dari 85,4% periode yang sama tahun lalu menjadi 84,7%.
Penurunan NIM, BOPO, dan NPL terbukti memberi pengaruh positif terhadap laba bersih BTN yang tumbuh 25,4% menjadi Rp1,042 triliun sepanjang semester I 2016. Pertumbuhan laba BTN, menurut Direktur Utama BTN Maryono, juga didorong pertumbuhan kredit yang jauh di atas industri.
Pertumbuhan kredit BTN didorong kredit pemilikan rumah (KPR) yang tercatat sebesar Rp135,745 trilliun. Angka tersebut tumbuh 20,23% dari semester I 2015 sebesar Rp112,903 triliun.
Sementara itu, kredit nonperumahan tercatat Rp13,571 triliun atau tumbuh 2,64% dari 2015 sebesar Rp13,223 triliun.
“Saat ini BTN masih sebagai pemimpin pangsa pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan market share 31%, sedangkan market share KPR subsidi 97%.”
Angka itu sejalan dengan target laju kredit BTN, yakni 19%-20% hingga akhir tahun. “Dengan CAR (rasio kecukupan modal) di kuartal II naik menjadi 22,07%, saya kira kita masih punya kelonggaran yang cukup untuk ekspansi kredit,” ujar Maryono.
Single digit
BTN tengah melengkapi persyaratan untuk menjadi bank penampung dana repatriasi (bank persepsi). Maryono juga mengestimasi repatriasi tax amnesty yang mampu ditampung BTN bisa mencapai Rp50 triliun. Potensi perolehan dana itu diharapkan mampu menekan loan to deposit ratio BTN yang saat ini mencapai 110% dan mempercepat target suku bunga di bawah 10%.
“Adanya tax amnesty membuat likuiditas longgar yang bisa membuat suku bunga turun. Target kita di komersial dan KPR 1 digit Oktober.”
Menurut Maryono, bunga KPR yang diturunkan Oktober nanti bukan KPR subsidi yang saat ini sudah single digit. KPR nonsubsidi BTN saat ini bunganya di kisaran 10,5%-11%, itulah yang akan ditekan hingga single digit.
“Komponen dari bunga kredit ada dua, corporate dan ritel. Kalau BTN komersial dan ritel. Kalau subsidi tidak perlu diturunkan. Sudah di bawah 1 digit, 5%, program pemerintah,” kata Maryono.
Ia menyampaikan ada kesepakatan antaranggota Himpunan Bank Negara supaya hanya menaikkan bunga kredit 25 basis poin dari BI rate. (E-3)
fathia@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved