Pertamina Bidik Kenaikan Produksi

Tesa Oktiana
23/7/2016 12:45
Pertamina Bidik Kenaikan Produksi
(Antara/Zabur Karuru)

PT Pertamina (persero) memproyeksikan produksi minyak dan gas bumi (migas) akan mencapai 656 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) di akhir 2016 yang disokong pertumbuhan produksi domestik dan di luar negeri. Proyeksi itu tumbuh 8,1% jika dibandingkan dengan realisasi pada 2015 yang mencapai 606,7 ribu BOEPD.

”Produksi minyak diperkirakan naik 12,5% menjadi 313 ribu barel per hari (bph) dari realisasi tahun lalu 278 ribu bph. Produksi gas akan naik 5% dari 1,90 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) menjadi 1,99 BSCFD,” papar Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam dalam keterangan resmi di Jakarta, kemarin.

Hal itu, imbuhnya, masih sejalan target aspirasi Pertamina hingga 2025 sebesar 8% per tahun. Dari dalam negeri pertumbuhan produksi mencapai 9,4% jika dibandingkan dengan capaian 2015, dari 492,5 ribu BOEPD menjadi 539 ribu BOEPD. Capai­an itu turut disokong naiknya produksi Lapang­an Banyu Urip di Blok Cepu, Jawa Timur. Tahun ini bagian produksi Pertamina akan mencapai 75 ribu BOEPD.

Produksi dari luar negeri naik sekitar 3% atau menjadi 117 ribu BOEPD. “Tambahan produksi juga diharapkan dari Proyek Pengembangan Gas Matindok sekitar 50 mmscfd. Untuk luar negeri, tambahan minyak diharapkan dari Aljazair setelah menambah fasilitas produksi, serta Irak yang sukses melakukan water injection, serta potensi dari aktivitas merger dan akuisisi,” imbuhnya.

Sepanjang Januari-Juni 2016, produksi minyak Pertamina mencapai 305 ribu bph, tumbuh 11,3% jikadibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 274 ribu bph.

Produksi gas pada periode itu mencapai 1.938 mmscfd, naik 15,8% jika dibandingkan dengan semester I 2015 sebesar 1.710 MMSCFD. “Secara konsolidasi produksi migas Pertamina di semester I 2016 naik 12,5% bila dibandingkan dengan 2015.”

Untuk mencapai target itu, Pertamina akan terus melakukan ekspansi dengan menyiapkan US$16 miliar hingga 2020. “Kas internal sekitar 20%-30 % dan sisanya 70%-80% berasal pinjaman,” kata Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman.

Pertamina menargetkan produksi dari blok migas hasil mer­ger dan akuisisi mencapai 366 ribu BOEPD dari total produksi migas perseroan pada 2020 yang mencapai 1,3 juta BOEPD.

Pengamat energi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya menyatakan ekspansi ke luar negeri menjadi pilihan karena saat ini ladang minyak di Indonesia sebagian besar sudah tua, di atas 15-20 tahun. Selain itu, tidak banyak kegiatan eksplorasi baru dalam dua dekade itu. Akibatnya, produksi cenderung terus menurun. “Ladang migas di Indonesia kebanyakan di off shore, di kawasan Timur yang butuh biaya besar untuk pengembangan,” ungkapnya.

PEP cari cadangan baru
Langkah agresif dilakukan PT Pertamina EP (PEP) yang melakukan kegiatan eksplorasi di WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) Tapen, Tuban, Jawa Timur. Perseroan terus melanjutkan eksplorasi di Sumur Tapen yang telah dibor pertama kali pada 1998 dan dilanjutkan kembali sejak 2012.

“Ini satu harapan kami untuk penemuan cadangan baru yang besar,” ujar Presiden Direktur Pertamina EP Rony Gunawan di kesempatan yang sama.

Pihaknya sedang mengebor delineasi Sumur TPN-2 pada 2016 untuk pembuktian cadangan hidrokarbon yang terperangkap pada struktur Tapen. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya