FJGS 2016 Tingkatkan Konsumsi Warga Jakarta

Wibowo
15/7/2016 05:25
FJGS 2016 Tingkatkan Konsumsi Warga Jakarta
(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

FESTIVAL Jakarta Great Sale (FJGS) 2016 yang mengambil tema Shop more, less plastic tinggal beberapa hari lagi berakhir. Gelaran diskon besaran-besaran ini berlangsung di 78 pusat perbelanjaan dan 20 pasar tradi­sional yang berada dalam koordinasi PD Pasar Jaya.

Kegiatan yang terlaksana sejak 3 Juni 2016 hingga 17 Juli 2016 itu menargetkan penjualan retail hingga Rp15,74 triliun, naik 8% bila dibandingkan dengan reali­sa­si tahun sebelumnya sebesar Rp14,58 triliun.

Ketua Panitia FJGS 2016 Ellen Hidayat menuturkan hingga 11 Juli 2016, realisasi penjualan retail pada FJGS 2016 mencapai Rp15,4 triliun, atau 98% dari target yang ditetapkan senilai Rp15,74 triliun.

Pencapaian itu didukung dengan meningkatnya jumlah pengunjung ke pusat perbelanjaan yang rata-rata mencapai 40% hingga 50% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Bahkan ada mal yang traffic pengunjungnya naik hingga 80%,” kata Ellen di Jakarta, Rabu (13/7).
Jumlah pengunjung, sambungnya, menjadi indikator kenaikan aktivitas belanja di pusat perbelanjaan. “Puncak transaksi terjadi selama 11 hari mulai H-7 sampai H+4 Lebaran.”

Kenaikan pengunjung itu, lanjut Ellen, disebabkan konsumen FJGS 2016 tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga luar Jakarta seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Di sisa hari-hari terakhir penyelenggaraan FJGS ini Ellen pun optimistis penjualan ritel dapat memenuhi target.

“Dengan sisa waktu, (target) bisa tercapai karena keluarga akan mengajak putra-putri mereka ke pusat perbelanjaan sebelum masuk sekolah,” jelasnya.

FJGS 2016 memang telah berhasil meningkatkan kunjungan konsumen ke sejumlah pusat perbelanjaan. Hal itu diakui General Manager of Mal Ciputra Ferry Irianto.

“Traffic pengunjung naik 5% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujarnya ketika dihubungi Media Indonesia, Jakarta, Kamis (14/7).
Ferry menuturkan sebanyak 270 te­nant (gerai) di pusat perbelanjaan Ciputra memberikan fasilitas kepada konsumen. Dua di antaranya potongan harga (diskon) ataupun promosi buy one get one free. “Tenant memberikan fasilitas special treatment,” katanya.

Pusat perbelanjaan yang terletak di Jakarta Barat itu memberikan penawaran kepada konsumen yang berbelanja senilai Rp1 juta periode 10 Juni sampai 10 Juli mendapatkan produk Lock and Lock secara gratis.

Ajang pesta belanja FJGS memang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan barang murah sehingga menghemat pengeluaran. Tidak meng­herankan bila ada masyarakat yang selalu menunggu pesta belanja dan diskon tersebut.

Hal itu diakui salah satu karyawan badan usaha milik negara (BUMN), Titin Ernawati. “Paling senang kalau event Jakarta Great Sale, banyak diskon (potongan harga),” ujarnya kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (13/7).

Pada FJGS tahun ini, Titin berbelanja sekitar Rp1,5 juta di dua pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Barang yang dibeli didominasi pakaian untuk aktivitasnya sehari-hari. Menurutnya, Festival Jakarta Great Sale 2016 lebih ramai daripada tahun sebelumnya karena bertepatan dengan pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji karyawan.

Hal senada diakui Nosita Sari yang menghabiskan dana hingga Rp5 juta di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Utara untuk membeli sejumlah produk. Pada acara yang sama pada 2015, dia menghabiskan uangnya sekitar Rp3 juta. “Nominalnya naik tahun ini karena produk yang ditawarkan lebih banyak dan bervariasi,” tuturnya.


Didominasi mal

Secara terpisah, perencana keuangan Aidil Akbar mengkritisi penyelenggaraan FJGS 2016 yang lebih banyak didominasi pusat perbelanjaan. Karena itu, ia menilai kegiatan itu belum menggerakkan roda perekonomian dalam negeri. Alasannya barang-barang yang dijual didominasi produk impor. “Tidak memutar ekonomi, kecuali barang-barang produksi lokal yang ditawarkan. Saya lebih setuju apabila barang-barang Inacraft yang dipromosikan dalam Festival Jakarta Great Sale,” tandasnya.

Menurut dia, penjualan barang-barang lokal seperti kerajinan tangan ataupun batik lebih menggerakkan perekonomian dalam negeri dan membantu para pelaku usaha mi­kro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk berkembang.

Hal itu berbeda dengan penyelenggaraan Singapore Great Sale yang memang menargetkan calon konsumen dari luar negeri untuk belanja barang bermerek di ‘Negeri Singa’. “Pasar untuk Singapura Great Sale ialah orang-orang Asia, termasuk Indonesia,” pungkasnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya