Kemacetan Parah di Tol Brebes Jadi Alarm untuk Infrastruktur Nasional

Gabriela Jessica Restiana Sihite
12/7/2016 15:45
Kemacetan Parah di Tol Brebes Jadi Alarm untuk Infrastruktur Nasional
(ANTARA/Oky Lukmansyah)

KEMACTEAN parah yang terjadi pada arus mudik di pintu keluar Tol Brebes Timur dinilai menjadi alarm untuk sektor infrastruktur nasional. Dari kejadian tersebut, pemerintah baru menyadari infrastruktur di Indonesia masih sangat tertinggal, sehingga belum bisa memenuhi permintaan masyarakat.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil mengatakan pembangunan jalan tol ke depan sudah seharusnya dilakukan dengan segera. Pengalaman kemacetan parah di pintu keluar Tol Brebes Timur sudah menjadi sentilan bagi pemerintah.

"Pengalaman kemarin, kekacauan dari macet total di Brebes itu jadi panggilan alarm bagi kita semua bahwa harus melakukan investasi besar-besaran di bidang infrastruktur. Kita menyadari infrastruktur kita itu ketinggalan dalam skala yang parah daripada permintaan," cetus Sofyan usai halalbihalal di kantornya, Jakarta, Selasa (12/7).

Sofyan menilai kemacetan parah saat arus mudik di Brebes terjadi juga karena banyak masyarakat yang berekspektasi tinggi dengan Tol Brebes-Tegal. Banyak masyarakat yang ingin menjajal tol baru tersebut dengan ekspektasi tidak terjadi kemacetan.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukan semakin banyaknya kelompok kelas menengah yang mampu membeli mobil. Karena itu, meski kebutuhan tol sudah ditambah, permintaan juga ikut meningkat dari banyaknya pembelian dan penggunaan mobil saat mudik.

"Namun, apapun yang terjadi kemarin harusnya menjadi pelajaran berharga. Maka, Presiden memerintahkan untuk mempercepat jalan Tol Trans-Jawa. Itu salah satu mengatasi masalah," kata Sofyan.

Dia pun menilai pemerintah sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp16 triliun di dalam APBNP 2016. Dengan begitu, semestinya tidak ada hambatan yang berarti dalam pembebasan lahan untuk jalan tol selama tahun ini hingga tahun depan.

Kendati demikian, Sofyan mengakui anggaran infrastruktur memang belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal itu yang dinilai Sofyan masih menjadi penghambat besar ketertinggalan Indonesia dalam membangun keseluruhan infrastruktur.

"Penghambatnya memang banyak infrastruktur itu tidak pernah dibuka untuk investasi yang besar sekali. Meski kita mengeluarkan cukup banyak anggaran untuk infrastruktur, tapi itu masih relatif terbatas dibandingkan kebutuhan," ucapnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya