Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PERMINTAAN petai mungkin tidak sebesar daging sapi. Namun, di saat Lebaran tiba, hal tersebut tidak menjamin harga makanan berbau khas itu stabil dan tidak meroket laiknya kebutuhan pangan lain. Satu papan petai, yang biasanya dihargai Rp5.000, melambung jauh hingga Rp25 ribu.
Sartika, ibu rumah tangga yang tengah berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (5/7), terlihat bingung saat ingin membeli bahan pangan itu. "Saya kira tadi salah dengar. Ternyata memang Rp25 ribu," ujar Sartika seraya berlalu dari pedagang petai.
Daripada untuk membeli petai, tutur Sartika, uang sebesar Rp25 ribu lebih baik dibelikan kebutuhan lain yang lebih mendesak. "Kalau di rumah, petai memang bukan hidangan utama. Kalau ada, ya dipakai buat tambahan sambal, kalau tidak ada, ya tidak pakai," tuturnya.
Menurut Sartika, hilangnya petai dari hidangan Lebaran tidak terlalu masalah. "Kalau harganya (petai) segitu, mendingan buat tambah beli daging. Tiga petai, sudah bisa dapat 1 kilogram," lanjutnya sambil memamerkan sekantong daging sapi beku yang baru ia beli.
Pedagang mengungkapkan tingginya harga petai di pasaran disebabkan pasokan yang sangat terbatas. "Barangnya lagi sedikit. Dari sananya sudah tidak ada karena lagi tidak musim, jadinya mahal," papar Nur Huda, salah seorang pedagang petai di Pasar Kebayoran Lama.
Ia menyebutkan kenaikan sudah mulai terjadi sejak dua minggu sebelum Lebaran. Kendati harganya tinggi, Nur Huda mengatakan peminat petai tidak begitu saja menurun drastis. "Memang banyak yang tidak jadi beli setelah tahu harganya, tapi banyak juga yang tetap ambil. Mereka tidak lihat harganya," sambungnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan kenaikan harga komoditas pangan terjadi lantaran para pedagang memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran untuk mendapatkan pemasukan tambahan.
Selepas hari raya, menurut Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran, harga petai saat ini sudah tidak mencapai Rp100 ribu per kg. Pasokan petai saat ini pun diklaimnya sedang kosong, sehingga ia belum tahu jelas berapa harga petai saat ini.
"Iya, sempat Rp100 ribu per kg. Tapi kan begini, petai bukan barang pokok. Kalau tidak pakai itu, tidak masalah. Barangnya juga tidak ada," tukas Ngadiran saat dihubungi, kemarin.
Dia pun menilai bila ada barangnya, masyarakat emoh membeli petai karena harganya masih tinggi.
"Kalau pun ada barangnya, tidak ada yang beli. Waktu Lebaran kan dipakai untuk masak ketupat sayur dan sambal goreng ati. Sekarang sudah tidak ada momennya lagi," imbuh Ngadiran.
Sementara itu, harga kebutuhan pokok masih stabil tinggi saat ini. APPSI memprediksi harga bahan pokok baru akan normal H+10 Lebaran. "Para pedagang juga rata-rata baru mulai buka toko hari ini. Karena truk logistik belum bisa jalan, jadi mereka jualan hari ini dengan stok sebelum libur Lebaran. Harga masih sama." (Andhika P/Jessica S/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved