Perekonomian belum Terpacu

Anastasia Arvirianty
12/7/2016 11:11
Perekonomian belum Terpacu
(ANTARA/Yudhi Mahatma)

Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II yang baru berlalu diprediksi masih tertahan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengemukakan perekonomian Tanah Air diprakirakan berkisar 4,94% (year on year/yoy) untuk periode April sampai Juni 2016. Estimasi itu lebih baik ketimbang capaian pada kuartal I.

"Dari kajian BI ada perbaikan, sedikit lebih baik ketimbang kuartal I, tapi belum mencapai 5%," ujarnya di sela halalbihalal di kantor pusat BI, Jakarta, kemarin.

Perbaikan itu diduga Agus bersumber dari konsumsi masyarakat selama Ramadan dan Lebaran lalu, juga dibarengi pencairan gaji ke-13 dan THR perdana dari pemerintah bagi PNS dan anggota Polri/TNI, sehingga belanja masyarakat pada periode itu diharap meningkat.

"Tentu harapannya realisasi bisa lebih daripada itu. Kami sangat berharap periode Lebar­an ini menjadi faktor pendorong kuat sehingga akan membantu pertumbuhan ekonomi di kuartal II," tutur Agus.

Pada kuartal I 2016, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,94% (yoy) dengan kontribusi 56,9% terhadap pertumbuhan ekonomi.

Salah satu sektor pengeluaran (konsumsi) yang diyakini memicu pertumbuhan ekonomi kuartal II, kata Agus, ialah sektor transportasi. Dia menilai masyarakat kini tidak ragu-ragu lagi untuk meningkatkan konsumsi di sektor transportasi. Hal itu juga menunjukkan perbaikan persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi.

"Masyarakat melakukan perjalanan, mengeluarkan uang untuk kebutuhan konsumsi, ini semua akan baik untuk ekonomi. Kita harapkan kuartal III dan IV ekonomi lebih baik," lanjutnya.

Ia optimistis pertumbuhan ekonomi nasional di paruh akhir 2016 bisa terpacu lantaran sudah adanya stimulus dari regulator, termasuk limpahan dana repatriasi yang bersumber dari pengampunan pajak (tax amnesty).

Dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada kuartal I tercatat tumbuh 4,92% (yoy). Secara kuartalan, perekonomian nasional mengalami kontraksi 0,34% jika dibandingkan dengan kuartal IV 2015.

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% dalam APBN-P 2016, pertumbuhan yoy pada kuartal II, III, dan IV seha­rusnya paling tidak melampaui 5%. Tanpa pertumbuhan ekonomi pesat, Indonesia berisiko mengalami kesulitan dalam menciptakan lapangan kerja yang dapat memenuhi jumlah angkatan kerja yang terus bertambah setiap tahun.

Pengamat ekonomi dari UGM, Tony Prasetiantono, memperkirakan pertumbuhan kuartal II bisa positif secara kuartalan. Namun, senada dengan BI, ia pesimistis performa secara yoy bisa mencapai 5%. "Dasarnya ialah data ekspansi kredit bank yang rendah, cuma sekitar 8%. Itu jelas tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan," ucapnya.

Saat ditemui di kantornya, kemarin, Menko Perekonomian Darmin Nasution cukup yakin perekonomian Indonesia bisa melaju 5% di kuartal II.
"Kuartal II rasanya lebih tinggi daripada kuartal I. Kalau bisa 5,1%, saya senang, tapi 5% rasanya dapat lah," ujar Darmin.

Di samping peningkatan konsumsi selama Ramadan, ia berargumentasi pergeseran musim panen ke kuartal II akan bisa memacu pertumbuhan sektor pertanian yang pada kuartal lalu terdampak fenomena El Nino. Sejumlah deregulasi kebijakan pun dianggapnya sudah berimpak mengangkat pertumbuhan. (Jay/Ant/E-2)

arvirianty@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya