Holding BUMN Jadi Lima Sektor

Gabriela Jessica Restiana Sihite
11/7/2016 15:06
Holding BUMN Jadi Lima Sektor
(ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY)

KEMENTERIAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memutuskan untuk membangun lima sektor holding BUMN dari yang awalnya ditargetkan enam sektor. Kelima sektor tersebut, antara lain energi, infrastruktur jalan tol, perumahan rakyat, pertambangan, dan jasa keuangan.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan para BUMN yang bergerak di sektor engineering, procurement, and construction (EPC) belum akan dibentuk holding. Pihaknya akan menguatkan peran BUMN EPC, yakni PT Rekayasa Industri (Rekind).

"Tadinya holding mau 6, jadinya 5 sektor dulu. EPC kita lihat tidak perlu dulu. Ternyata kita cukup memperkuat Rekind karena Rekind sudah bagus," ucap Rini usai halalbihalal di kantornya, Jakarta, Senin (11/7).

Menurut dia, Rekind akan diperkuat dalam pengadaan alat dan konstruksi di bidang minyak dan gas. Rekind diproyeksikan akan membantu holding BUMN energi dalam menjalankan usaha dan memperkuat industri migas nasional.

Lebih lanjut, Rini menandaskan proses holding BUMN masih dalam tahap finalisasi. Proses holding masih menunggu revisi Peraturan Pemerintah No 44/2016 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas. Pemerintah ingin menambah poin terkait holding dalam beleid tersebut.

Karena itu, meski kebijakan holding energi sudah dibentuk dengan PT Pertamina (persero) sebagai induknya, implementasi belum bisa dilakukan karena masih menunggu revisi PP No 44/2005.

"Aturan holding yang sudah di Sekretariat Negara itu baru yang energi, empat lainnya masih finalisasi. Yang masih ditunggu sekarang itu revisi PP No. 44/2005. Di PP itu kita minta ada tambahan 1 pasal untuk merefleksikan holdingisasi. Insa Allah bulan ini kelar," imbuh Rini.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (persero) Dwi Soetjipto mengatakan proses holding sudah semakin mengerucut. Namun, apakah saham pemerintah di PT PGN (persero) Tbk akan jadi diakusisi Pertamina, Dwi masih enggan menjawabnya.

"Belum tahu bagaimana langkah yang akan diambil. Kita tunggu proses di pemegang saham karena tentu saja karena namanya sinergi, kita terus berkoordinasi untuk bisa atur strategi berinvestasi," ucap Dwi.

Mantan Dirut PT Semen Indonesia itu pun menilai pihaknya akan memetakan pembangunan infrastruktur gas yang selama ini tertunda pengerjaannya. Dengan adanya holding BUMN, dia meyakini pembangunan bisa berjalan lancar, sehingga masyarakat bisa segera menikmati jaringan gas kota (jargas).

"Yang penting infrastruktur untuk gas ini bisa segera terlaksana. Kasian masyarakat kalau terus tertunda hanya karena ego masing-masing pihak. Dengan sinergi ini, pertumbuhan aset juga akan lebih besar, laba akan naik, kemudian juga harga lebih kompetitif kepada masyarakat," papar Dwi. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya