Jalur Alternatif Perlu Dioptimalkan

05/7/2016 10:20
Jalur Alternatif Perlu Dioptimalkan
(ANTARA/Rosa Panggabean)

PEMERINTAH kurang mengantisipasi membeludaknya arus mudik melalui jalur utara Jawa, baik di jalan utama maupun jalan tol. Salah satu penyebabnya ialah melesetnya perkiraan pemerintah akan pertumbuhan angka kendaraan pribadi di mudik tahun ini.

"Kemenhub (Kementerian Perhubungan) menilai pertumbuhan kendaraan pribadi sekitar 5%, padahal baru H-3 saja angka pertumbuhan kendarannya sudah melampaui prediksi," terang Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit saat dihubungi, kemarin.

Berdasarkan perkiraan MTI, kenaikan penggunaan kendaraan pribadi pada tahun ini sekitar 8%-9%. Angka itu disebabkan turunnya penggunaan kendaraan umum pada musim mudik 2016.

Untuk mengurai kepadatan di jalur utara, ia meminta pemerintah mengoptimalkan jalur alternatif selama arus mudik ataupun arus balik pekan depan.

"Persiapan jalur jalur alternatif harusnya bisa disosialisasikan 5 atau 6 bulan sebelumnya," kata dia.

Ia mencontohkan jalan-jalan lokal di kabupaten/kota mestinya bisa dimanfaatkan untuk pemudik bersepeda motor.

Namun, perlu ada informasi petunjuk jalan yang jelas agar pemudik tidak ragu melewati jalan-jalan itu. Danang mengatakan jalan kampung di kota-kota Jawa Tengah, misalnya, bisa mencapai ribuan kilometer dengan kondisi yang sangat bagus.

"Kalau bisa ditarik sekitar 30% saja sepeda motor itu sudah sangat bagus dan akan membuat mulai terurainya arus lalu lintas. Saat ini memang sudah mulai diterapkan contra flow, tetapi dengan jumlah kendaraan saat ini hampir tidak menolong," ucapnya.

Pengamat transportasi Djoko Setijawarno berpendapat penggunaan moda transportasi kapal laut dan kereta api perlu ditingkatkan untuk menekan angka kecelakaan masa mudik Lebaran.

"Tahun depan masih ada peluang menambah kuota angkutan kereta api, tambah frekuensi, dan jumlah rangkaian kereta," kata dia.

Djoko berpendapat penambahan gerbong kereta bisa dilakukan menjadi 30 gerbong dalam satu rangkai­an kereta yang ditarik lokomotif. Penambahan stasiun singgah juga perlu disiapkan.

"Kapal laut harus digunakan lagi untuk membawa pemudik, terutama yang sepeda motor dan mudik sepeda motor gratis. Melarang dan mengimbau pemudik sepeda motor tidak akan selesaikan masalah. Kebijakan sepeda motor yang kebablasanlah yang harus ditinjau ulang," imbuhnya. (Dro/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya