Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan indeks harga konsumen (IHK), atau inflasi 0,66%, selama Juni lalu. Dengan begitu, inflasi sepanjang tahun berjalan 1,06%, atau masih jauh di bawah target 4%.
Dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin, Kepala BPS Suryamin mengatakan harga pangan dan tarif angkutan udara menjadi penyumbang terbesar inflasi Juni. Ia mencontohkan harga daging ayam ras selama Juni 2016 naik 8,27% dari Mei 2016. Harga telur ayam ras naik 5,86%, gula pasir naik 6%, kentang naik 17,9%, wortel naik 27,16%, dan bayam naik 7,55%.
Kenaikan harga-harga tersebut dinilai Suryamin sejalan dengan permintaan masyarakat yang meningkat. ''Permintaan daging ayam, gula pasir, kentang, wortel, bayam, dan pangan lainnya naik. Ada pula yang karena harga di distributornya juga sudah naik, yaitu daging ayam ras,'' kata dia.
Kenaikan harga komoditas ikan segar 2,15% dan harga beras 0,58% disebutnya disebabkan suplai berkurang. Apel pun disebutkan Suryamin turut menjadi 10 besar komoditas penyumbang inflasi pada Juni 2016. Kenaikan harga apel yang mencapai 5,62% dari Mei 2016 lantaran kenaikan melambungnya harga buah impor. ''Harga apel ini naik di 69 kota IHK,'' cetus Suryamin.
Di sektor angkutan, tarif angkutan udara berandil signifikan pada inflasi Juni dengan mencatat kenaikan sampai 8,27% dari Mei 2016. Menurut Suryamin, hal tersebut seiring dengan lonjakan permintaan menjelang libur Lebaran dan libur sekolah yang momentumnya relatif berdekatan. ''Menjelang libur Lebaran, tarif angkutan antarkota juga naik 2,87%. Paling banyak di Bandung dan Tangerang.''
Deputi Bidang Statisitik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, laju inflasi yang moderat pada Juni--tidak sampai 1%--mencerminkan konsumsi masyarakat telah pulih. Ia menduga daya konsumsi masyarakat akan terus meningkat pada semester ini.
Hal itu, menurut Sasmito, juga ditopang menguatnya keyakinan masyarakat dan upaya pemerintah menjaga stabilitas harga barang. ''Masyarakat tidak khawatir meningkatkan konsumsi karena harga barang relatif stabil. Jika ada kenaikan, tidak tajam,'' ujarnya.
Ia mengakui inflasi Juni 2016 lebih tinggi ketimbang bulan serupa pada 2014 dan 2015. Namun, laju itu dinilainya masih terkendali. Untuk Juli, Sasmito mengestimasi inflasi nanti lebih disumbang kenaikan harga makanan jadi. Tarif angkutan pun ia lihat masih berpotensi naik.
Peran pemerintah
Pemerintah mengklaim capaian inflasi per Juni tidak terlepas dari upaya para pemangku kepentingan di pusat dan daerah menstabilkan harga bahan pokok selama dua bulan terakhir. ''Tim Pengendali Inflasi Daerah sangat giat, memberi pengaruh kepada pedagang sehingga mereka mikir dua kali kalau menaikkan harga. Kemudian juga fokus ke efisiensi,'' papar Menteri Perdagangan Thomas Lembong di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, kemarin.
Pemerintah berusaha memastikan stok bahan pangan dan jalur distribusinya aman. Dikatakan Lembong, upaya itu cukup menantang terutama di musim La-Nina dengan curah hujan tinggi.
Hal senada diutarakan Menko Perekonomian Darmin Nasution. Ia tidak menampik perlambatan ekonomi memengaruhi daya beli masyarakat hingga mengerek turun tingkat inflasi, tapi ia memastikan faktor terbesar yang menekan ialah peran pemerintah
''Kita mulai Mei-Juni ini dengan harga tiba-tiba naik. Pemerintah turun tangan sepenuhnya untuk mengendalikannya. Baik itu harga bawang, cabai, daging, ayam, macam-macam harga pangan. Nah, kemudian, kita terpaksa buka impor,'' ucapnya.
Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara mengatakan inflasi Juni yang juga periode Ramadan amat mungkin merupakan titik puncak inflasi tahunan nasional. Dengan performa yang ada, Mirza melihat situasi inflasi kini kondusif untuk memperpanjang era suku bunga rendah. (Fat/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved