Kementan Sebut Produksi Jagung Meningkat

Andhika Prasetyo
28/6/2016 12:18
Kementan Sebut Produksi Jagung Meningkat
(ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan), Selasa (28/6), mengungkapkan telah berhasil mengembangkan produksi jagung melalui berbagai upaya khusus.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi jagung pada 2015 mencapai 19,61 juta pipilan kering. Jumlah tersebut naik 3,17% jika dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kami telah melakukan upaya perluasan areal tanam dan intensifikasi secara besar-besaran dengan benih unggul di lahan seluas 1,5 juta hektar. Kami juga melakukan integrasi jagung di lahan perkebunan dan hutan seluas 724 ribu hektar,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan Suwandi, di Jakarta, Selasa (28/6).

Dengan dilakukannya langkah-langkah tersebut, Suwandi optimis produksi jagung tahun ini akan lebih dari cukup guna memenuhi kebutuhan industri pakan yang mencapai 750 ribu ton per bulan dan total kebutuhan jagung nasional yakni 1,55 juta ton per bulan.

“Kami menargetkan produksi tahun ini mencapai 21,53 juta ton.”

Adapun Suwandi mengatakan kebijakan pengendalian impor telah menekan laju impor jagung sebesar 47,5%.

“Periode Januari-Mei 2016 impor hanya 881 ribu ton. Pada 2015 periode yang sama impornya 1,68 juta ton,” tuturnya.

Menurutnya, kini sudah saatnya industri pakan ternak lokal proaktif untuk meningkatkan porsi penggunaan bahan baku dari jagung lokal dengan cara bermitra dengan petani atau kelompok tani.

“Pelaku industri pakan ternak diminta bekerja keras memproduksi jagung sendiri, mengingat sumber daya lahan terbuka luas, Pemerintah telah menyediakan 500 ribu hektare lahan hutan dan 265 ribu hektare kebun untuk investor jagung,” ujar Suwandi.

Terkait jaminan harga, Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyampaikan Pemerintah telah menerbitkan referensi harga jagung pipilan kering Rp3.150/kg, sehingga petani jagung memperoleh harga wajar dan industri pakan ternak menikmati bahan baku dengan harga kompetitif.

Bahkan menurutnya, harga jagung petani sudah di atas referensi harga, yaitu pada Mei-Juni 2016 Rp3.320-Rp3.390 per kilogram.

“Ini menunjukkan bisnis industri pakan dan perunggasan semakin membaik. Hal yang perlu dicermati saat ini adalah sistem distribusi dan tata niaga sampai di konsumen,” jelasnya.

Adapun Perum Bulog, institusi yang diminta membantu menyerap hasil produksi langsung dari petani, mengatakan saat ini ketersediaan jagung di gudang Bulog sebanyak 42 ribu ton.

“Rencananya akan ditambah lagi 83 ribu ton lagi,” ujar Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya