Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
HARGA emas lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB (19/10/2022), berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya tertekan oleh greenback yang lebih kuat. Diyakini emas akan menguat kembali menahan penurunan lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 8,20 dolar AS atau 0,49 persen, menjadi ditutup pada 1.655,80 dolar AS per ounce, setelah mencapai terendah sesi di 1.650,60 dolar AS dan tertinggi sesi 1.666,00 dolar AS.
Emas berjangka terangkat 15,10 dolar AS atau 0,92 persen menjadi 1.664,00 dolar AS pada Senin (17/10/2022), setelah anjlok 28,1 dolar AS atau 1,68 persen menjadi 1.648,90 dolar AS pada Jumat (14/10/2022), dan turun tipis 0,5 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.677,00 dolar AS pada Kamis (13/10/2022).
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,09 persen menjadi 112.1310, menyusul penurunan 1,13 persen di sesi sebelumnya.
Indeks produksi industri yang dirilis oleh Federal Reserve pada Selasa (18/10/2022) meningkat 0,4 persen pada September dan 2,9 persen pada tingkat tahunan di kuartal ketiga, juga telah meredam emas.
Indeks Pasar Perumahan National Association of Home Builders/Wells Fargo turun delapan poin menjadi 38 pada Oktober. Dengan pengecualian penurunan jangka pendek selama musim semi 2020 ketika Amerika Serikat melakukan lockdown selama gelombang pertama COVID-19, ini adalah angka terendah sejak Agustus 2012.
Prospek emas tetap di bawah tekanan dari prospek kenaikan suku bunga AS, terutama dengan inflasi yang tetap dekat dengan level tertinggi 40 tahun. Federal Reserve juga telah mengisyaratkan bahwa suku bunga akan mengakhiri tahun pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang terlihat selama krisis keuangan 2008, di tengah memburuknya prospek ekonomi.
Pasar memperkirakan kemungkinan hampir 100 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada November, kenaikan ketiga berturut-turut.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 11,9 sen atau 0,64 persen, menjadi ditutup pada 18,6 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 6,30 dolar AS atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada 907,30 dolar per ounce. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Gobel: Batam dan Karimun akan Alami Lompatan Ekonomi
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved