Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PT Malindo Feedmill (persero) Tbk tengah menggarap pembangunan pabrik pakan ternak di Lampung. Pabrik tersebut bakal menjadi pabrik keenam yang dimiliki Malindo.
Direktur Keuangan Malindo Rudy Hartono Husin mengatakan kapasitas produksi pabrik tersebut akan mencapai 100 ribu - 150 ribu ton per tahun. Dengan begitu, kapasitas produksi pakan ternak Malindo mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun.
"Pembangunan pabrik pakan ternak itu akan mengambil pengeluaran modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar Rp200 miliar - Rp300 miliar," ucap Rudy usai Rapat Umum Pemegang Saham Malindo di Jakarta, Jumat (24/6).
Menurut dia, pembangunan pabrik pakan ternak itu akan selesai dan beroperasi pada semester II tahun depan.
Kendati demikian, hampir seluruh bahan baku pakan ternak Malindo masih merupakan jagung impor. Karena itu, Rudy menilai kebijakan pemerintah yang ingin melaksanakan swasembada jagung tahun depan harus memperhatikan juga kebutuhan para industri pakan ternak.
"Swasembada jagung memang bagus, tapi perlu diperhitungkan pola tanam di Indonesia. Kan jagung tidak panen sepanjang tahun. Ini tantangan buat pemerintah untuk menstabilkan produksi sepanjang tahun," tukas Rudy.
Target Penjualan 15%
Lebih lanjut, Malindo menetapkan target penjualan bersih sepanjang tahun ini naik 15% dari tahun lalu yang mencapai Rp4,77 triliun. Target itu dipasang melihat penjualan bersih sepanjang triwulan I yang naik karena naiknya permintaan.
Pada triwulan I 2016, penjualan bersih Malindo mencapai Rp1,3 triliun atau naik 15,8% dari periode yang sama tahun lalu. Kenaikan itu disumbang oleh kenaikan penjualan pakan sebesar Rp87 miliar atau naik 11,1%, kenaikan penjualan bibit ayam (DOC) yang mencapai Rp87,2 miliar atau 44,1%, dan kenaikan penjualan ayam pedaging sebesar Rp2,1 miliar atau 1,7% dari periode yang sama tahun lalu.
"Selama Januari-Maret tahun ini kita juga memperoleh laba bersih Rp52,33 miliar atau naik 187,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Tahun lalu kita rugi Rp59,7 miliar," papar Rudy.
Adapun sepanjang 2015, perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp62,09 miliar. Kerugian yang diderita perusahaan, kata Rudy, disebabkan oleh rugi kurs. Kurs rupiah terhadap dolar AS yang berfluktuasi pada tahun lalu membuat harga bahan baku pakan ternak di pasar global naik, sehingga biaya produksi meningkat.
"Rugi kita karena kurs sampai Rp112 miliar. Kalau kurs tidak berfluktuasi, kita juga tidak akan rugi. Mayoritas bahan baku kita kan masih impor, jadi butuh dolar yang banyak," ucap Rudy.
Di kesempatan yang sama, Direktur Malindo Rewin Hanrahan mengatakan kebijakan pemusnahan ayam jenis parent stok (PS) yang dilakukan Malindo pada akhir tahun lalu tidak berdampak signifikan kepada kinerja keuangan perseroan. Namun, kebijakan itu sudah membuat harga bibit ayam (DOC) membaik sejak tahun lalu sehingga laba Malindo terkerek naik.
"Kenaikan laba kita kotor kita pada tahun lalu dan triwulan I 2016 karena ada peningkatan margin laba dari pakan ternak akibat dari menurunnya harga komoditas internasional dan pulihnya harga DOC," tukasnya. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved