Amungme, Kopi Super yang Didistribusikan Helikopter

Erandhi Hutomo/E-4
22/6/2016 10:10
Amungme, Kopi Super yang Didistribusikan Helikopter
(MI/Seno)

Indonesia ialah satu penghasil dan eksportir kopi terbaik di dunia dari dua jenis utama sekaligus, arabika dan robusta. Namun, selama ini penikmat kopi hanya mengenal kopi Gayo, kopi Aceh, kopi Bali, kopi Timor, dan kopi Toraja yang memang telah mendunia. Padahal, nun jauh di pelosok Timur Nusantara, tanah Papua juga menghasilkan kopi terbaik bernama kopi Amungme.

"Kopi ini memang baru dikenal sejak 2013 ketika PT Freeport Indonesia (PTFI) membuka koperasi kopi Amungme," kata pekerja di Koperasi Amungme Gold, Harony Sedik, saat Media Indonesia mengunjungi koperasi sekaligus pabrik pengolahan mereka di Timika, Papua, akhir pekan lalu.

Menurutnya, jika dulu proses pengolahan kopi dilakukan PTFI, seiring berjalannya koperasi, kini para petani sendiri yang mengelola usaha kopi Amungme. "Petani memanen, menjual, dan bekerja sama dengan koperasi lain," tuturnya.

Kekhasan kopi ini terletak dari biji kopi arabika yang begitu besar dan berkualitas karena ditanam di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut di tiga desa, yakni Tsinga, Hoeya, dan Aroanop yang terletak di atas Tembagapura, pusat operasional dan tempat tinggal pekerja pertambangan PTFI. "Kopi Amungme cepat ludes terjual, sebulan bisa 1-2 ton," ucap Harony.

Pembelinya ialah penghuni Kota Timika, tamu Freeport dari luar negeri, dan pemerintah daerah setempat. "Bahkan, Starbucks sempat meminta kopi Amungme masuk daftar menu mereka, tapi koperasi tidak sanggup karena produksi terbatas."

Selain kekhasannya, kopi ini juga disebut-sebut sebagai salah satu ‘kopi termahal’ di Indonesia, bahkan di dunia. Dari pabrik yang hanya berukuran 250 m3, proses distribusi kopi ini tidak biasa. Jika lazimnya proses distribusi kopi menggunakan truk, hasil panen kopi Amungme harus diangkut helikopter.

"Ini karena tidak ada akses jalan. Biaya operasi helikopter US$3.000 (Rp40 juta) per jam," paparnya.

Meski demikian, seluruh biaya angkut ditanggung PTFI. Oleh karena itu, harga kopi premium itu masih terjangkau, yaitu Rp50 ribu setiap 250 gram.

Bahkan, kata Harony, bibit kopi disediakan PTFI dan setiap petani digaji Rp10 juta tiap bulan. "Dari petani, kami beli sekilo Rp35 ribu, satu kampung menghasilkan 500 kg ," ujarnya.

Menurut Vice President of Corporate Communication PTFI Riza Pratama, pengembangan ekonomi masyarakat melalui kopi Amungme didukung PTFI melalui social and local development (SLD) di luar dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

"Pengembangan kopi Amungme belum ditujukan industri masif, tapi pemberdayaan masyarakat agar nantinya setelah penambangan selesai, masyarakat bisa hidup mandiri," jelasnya. (Erandhi Hutomo/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya