Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PERUSAHAAN jasa usaha pelayaran, PT Sillo Maritime Perdana Tbk, telah resmi melantai perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas 500 juta lembar saham atau setara dengan 20% dari modal disetor.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Sillo Maritime Perdana Edi Yosfi kepada media saat dijumpai dalam pencatatan saham perdana, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/6).
Lebih lanjut, Edi menjelaskan, dengan IPO ini, maka perusahaan memeroleh dana segar sebesar Rp70 miliar. Sebanyak 97% dari dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan usaha perusahaan melalui akuisisi melalui penyertaan 50,84% saham pada PT Suasa Benua Sukses, sedangkan sisanya akan digunakan untuk penambahan modal kerja.
"Aksi tersebut sejalan dengan rencana perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha ke dalam industri produsen gas alam," tambah Edi.
Direktur Operasional Sillo Maritime Perdana Sumanto Hartanto menambahkan, walaupun dalam beberapa tahun terakhir harga minyak dan gas menurun drastis, hal tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap kegiatan perusahaan. Sebab, perusahaan sudah memiliki kontrak jangka panjang untuk perusahaan migas yang sudah bergerak pada tahapan produksi, bukan lagi eksplorasi.
Untuk IPO tersebut, perusahaan dengan kode emiten SHIP ini juga telah menunjuk PT Lautandhana Securindo dan PT UOB Kay Hian Securities sebagai sekuritas penjamin emisi. Tercatat, selama masa penawaran, saham SHIP mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe sebesar 27,47 kali.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, meski SHIP hanya melepas 20% sahamnya, tetapi dari sisi pendapatan, emiten adalah perusahaan yang masuk dalam peringkat sembilan besar di kalangan sektor perhubungan.
"Pesan kami, tetap jaga transparansi dan tingkatkan terus kinerja baiknya," ujar Tito.
Jauh dari target
Dengan masuknya SHIP sebagai emiten baru, sampai pada Juni 2016 ini, secara total sudah ada enam perusahaan yang melakukan IPO. Jumlah ini masih jauh dari target bursa, yakni 35 emiten baru dalam setahun.
Menanggapi hal ini, Tito mengatakan pihaknya masih tetap optimistis untuk mencapai target tersebut, sebab, menurut pengakuannya, saat ini sudah ada 40 perusahaan yang mendaftar untuk IPO.
"Kami tetap optimistis. Tidak ada revisi, masih ditahan di 35 emiten. Kami akan terus lakukan sosialisasi dan edukasi agar menarik dan meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi," tutur Tito.
Ditemui di kesempatan terpisah, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida juga mengatakan, kondisi ekonomi sangat memengaruhi keputusan sebuah perusahaan dalam mencari tambahan dana yang caranya bisa bermacam-macam, bisa melalui IPO maupun penerbitan obligasi.
"Saat ini, trennya perusahaan itu cenderung untuk menerbitkan obligasi, sebab suku bunga sedang rendah, berarti bunga obligasi juga rendah, sehingga biaya dari perusahaan untuk mendapatkan dana juga murah," terang Nurhaida. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved