Bulog akan Perbanyak Lokasi Operasi Pasar

Dero Iqbal Mahendra
15/6/2016 16:02
Bulog akan Perbanyak Lokasi Operasi Pasar
(ANTARA)

UNTUK menjaga stabilitas harga barang, terutama harga daging, Bulog akan memperluas titik operasi pasar dari yang sudah ada saat ini. Hal tersebut disebabkan karena masih adanya harga barang yang masih tinggi.

"Ada harga yang masih stuck stabil mahal, namun juga ada harga yang mulai bergeser turun. Ini yang terus kita lakukan upaya-upaya perbaikannya, terutama untuk yang masih memberikan sinyal merah, misalnya seperti gula pasir, dan daging sapi yang akan terus di kejar," terang Kepala Bulog Djarot Kusumayakti usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Rabu (15/6).

Khusus untuk daging Bulog berencana untuk memperluas titik operasi pasarnya dengan memanfaatkan titik-titik yang dimiliki oleh kementerian dan juga semua BUMN di luar Jakarta. Kerja sama tersebut dilakukan sebab saat ini Bulog tidak mudah masuk ke pasar yang sudah ada, sebab pedagang sudah mempunyai kalkulasi baik harga beli maupun harga pokok yang berbeda.

"Kita memang mencoba membangun, tetapi membangun kan tidak mudah. Salah satunya kita manfaatkan fasilitas yang ada, misalnya BUMN punya PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) dan kita akan coba menjadikan setiap otlet mereka sebagai pusat penjualan. Jadi ini salah satu upaya untuk membangun struktur pasar baru," terang Djarot.

Meski begitu langkah tersebut diakuinya masih sebatas langkah jangka pendek dengan memanfaatkan outlet-outlet milik BUMN atau Kementerian. Sedangkan untuk jangka menengah akan diupayakan membangun struktur pasar baru sebagai pasar alternatif.

Pasar tersebut akan berfungsi sebagai penyeimbang pasar eksisting agar semua pihak bisa mencapai keseimbangan harga. Jadi Bulog harus menyiapkan pasar induk alternatif, sehingga ada sebuah unit yang bisa di kontrol baik kualitas, jumlah maupun harganya sehingga mempermudah pemerintah.

"Kalau sekarang kita tidak bisa mengontrol pasar, misalnya pasar keramat jadi itu tidak bisa dikontrol sebab milik banyak orang dan bukan PD pasar jaya ini yang membuat kontrol itu susah," ujar Djarot.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan selain daging sapi dan gula pasir untuk komoditas lainnya sudah mulai turun seperti cabai, bawang, dan minyak goreng. Oleh sebab itu dirinya meyakini masyarakat bisa lebih tenang tidak perlu mengantri seperti 2 - 3 tahun lalu untuk membeli daging dan bahan lainnya.

"Memang untuk daging harga Rp 77 ribu juga ada kurang dari itu juga ada namun yang Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu juga, artinya apa yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah membuka peluang dan memberikan kesempatan kepada masyarakat kita untuk menentukan jenis barang yang ingin digunakanm" terang Darmin.

Dirinya sendiri berjanji kedepannya akses nya akan semakin dipermudah dari sekarang yang dipandang belum 100% mudah. Pemerintah berjanji akan membuat akses yang lebih mudah untuk mendapat harga daging yang lebih murah.

Dirinya juga mengungkapkan bahwa daging beku tidak enak hanya sebatas mitos. Perbedaan tersebut muncul karena banyak pihak hanya terbiasa membeli daging segar. Padahal daging steak di restoran sebetulnya juga daging beku dan bukan daging segar.

Hal senada diungkapkan oleh menteri Pertanian Amran Sulaiman yang akan melakukan review ulang tata peraturan yang ada di kementan yang masih menghambat untuk menekan harga.

"Harga daging segar masih diatas 110 ribu dan pemerintah mengimpor untuk memberikan opsi kepada masyarakat untuk jenis dagingnya. Memang bukan untuk menurunkan harga tetapi untuk opsi, sekarang ada harga Rp 70 ribu atau Rp 75 ribu atau bahkan Rp 80 ribu juga ada," terang Amran.

Saat ini sebagai langkah pendek pihaknya memang hanya bisa melakukan operasi pasar yang diperluas dengan menggandeng banyak pihak termasuk swasta untuk melakukan oeprasi pasar. Namun untuk jangka menengah panjang pihaknya akan berupaya memotong rantai distribusi pasokan. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya