Peruri Masuki Bisnis Uang Digital

Fathia Nurul Haq
14/6/2016 11:26
Peruri Masuki Bisnis Uang Digital
(Antara/Audy Alwi)

PERUM Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) akan meningkatkan porsi lini bisnis baru yang kini tengah berkembang seperti keuangan digital. Saat ini 70% bisnis Peruri masih merupakan bisnis captive, yakni pencetakan uang dan pita cukai paspor.

Direktur Utama Perum Peruri Prasetio mengungkapkan porsi bisnis captive tersebut perlahan tapi pasti bakal dikikis dengan pengembangan sejumlah lini bisnis baru yang tengah dibidik.

"Kita bahkan sudah membentuk anak perusahaan digital. Kita mulai belajar seperti di Inggris, mereka sudah pelan-pelan ke government solution dan mobile business," ungkap Prasetio seusai meluncurkan buku bertajuk Out of Comfort Zone: Transformasi Peruri Menjadi Perusahaan Terbaik, di Kantor Peruri, Jakarta, kemarin.

Anak perusahaan itu, imbuh Prasetio, sudah beroperasi penuh saat ini. Meski demikian, ia mengakui gaungnya memang belum kencang terdengar. Langkah tersebut disebutnya sebagai salah satu cara Peruri untuk keluar dari zona aman.

"Sudah waktunya Peruri tidak hanya konvensional, tapi juga digital. Kita sudah mulai memberi tambahan nilai, tapi ini harus pelan-pelan supaya berubahnya bertahap," terangnya.

Selain itu, Perum Peruri terus mengembangkan bisnis inti mereka dengan ekspansi usaha ke pasar luar negeri. Prasetio menyebut Peruri kini tengah mengikuti tender di sejumlah negara seperti Nepal, Sri Lanka, dan Filipina.

"Sekarang kita ikut tender cukai paspor di Nepal dan Sri Lanka. Sementara di Filipina kita lakukan kerja sama one memorative coin, ini bukan uang. Progres sudah siap dan proses tender," tuturnya.

Untuk pasar dalam negeri, ia menerangkan permintaan kepada Perum Peruri untuk mencetak uang tidak menurun meskipun kebijakan penggunaan uang digital yang mulai digaungkan Bank Indonesia beberapa tahun belakangan. Tiap tahun rata-rata BI memesan 9,5 miliar bilyet dan 2,1 miliar keping kepada Peruri.

"Saya rasa kebutuhan akan uang beredar masih banyak. Uang bersih maupun keaslian mata uang terus ditingkatkan," kata Prasetio.

Kembangkan SDM
Terkait dengan penerbitan buku Out of Comfort Zone, Prasetio mengungkapkan Peruri terus menekankan pentingnya keberadaan sumber daya manusia (SDM) dalam perkembangan sebuah perusahaan.

"Kami selalu memotivasi para karyawan untuk selalu siap menghadapi tantangan. Tidak sulit memajukan perusahaan jika integritas SDM tinggi," ujarnya dalam peluncuran buku tersebut.

Menurut dia, semangat dan profesionalisme para karyawan merupakan energi utama untuk mencapai keinginan Peruri untuk menjadi perusahaan BUMN yang kuat dan dapat bersaing di dunia internasional.

Peruri sejak 2014 hingga kini terus mengintensifkan transformasi perusahaan mulai SDM, bisnis, struktur, hingga budaya kerja.

"Oleh karena itu buku Out of Comfort Zone ini berisi tentang pentingnya SDM berkompeten untuk menjalankan bisnis, menata struktur dan sistem demi menciptakan budaya yang sehat," kata Prasetio. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya