Jembatan struktur Bergelombang Lebih Efisien

Dero Iqbal Mahendra
10/6/2016 10:37
Jembatan struktur Bergelombang Lebih Efisien
(Istimewa)

KEMENTERIAN PUPR mulai groundbreaking pembangunan jembatan layang Antapani di Kota Bandung. Jembatan tersebut nantinya akan menjadi jembatan pertama di Indonesia dengan struktur baja bergelombang dengan bentang 22 meter.

Jembatan Antapani sendiri merupakan hasil karya dari Balitbang Kementerian PUPR melengkapi jenis jembatan lainnya, seperti jembatan gantung, jembatan apung dan yang populer di Jakarta Jembatan beton bertulang. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan harapannya agar karya-karya balitbang yang inovatif dan aplikatif dapat terus dikembangkan.

“Jembatan layang Antapani yang dibangun dengan struktur baja bergelombang dan dikombinasikan dengan timbungan ringan merupakan salah satu rancang bangun aplikatif yang dikembangkan Balitbang Kementerian PUPR,” ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono saat pencanangan dimulainya pembangunan jembatan layang Antapani di Bandung, Jumat (10/6).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menjelaskan bahwa pembangunan jembatan struktur baja bergelombang dengan kombinasi mortar busa memiliki beberapa keunggulan dibandingkan jembatan layang beton rangka tulang. Misalnya waktu konstruksi pembangunan jembatan yang bisa lebih cepat 50% dan juga dari sisi biaya, juga lebih efisien.

"Efisiensinya sekitar 60% s/d 70% jika dibandingkan dengan pembuatan jembatan layang dengan struktur beton bertulang. Untuk membuat satu buah jembatan layang dengan struktur beton bertulang misalnya, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 100 miliar. Sementara pembangunan jembatan layang dengan struktur baja bergelombang dengan timbunan ringan hanya membutuhkan anggaran Rp 35 miliar," jelas Arie.

Lebih lanjut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR Herry Vaza menjaminkan kekuatan dari jembatan layang dengan struktur baja bergelombang. Sebab pihak Pusjatan telah melakukan pengujian dan penghitungan yang cermat mengenai kekuatan jembatan.

Pembangunan jembatan layang Antapani merupakan proyek kerja sama antara Pusjatan Balitbang Kementerian PUPR, Pemerintah Kota Bandung, dan Posco Steel Korea. Dari total anggaran Rp 33.5 miliar yang dibutuhkan untuk pembangunan, komposisinya Rp 21.5 miliar berasal dari anggaran Pusjatan, Rp 10 miliar dari Pemerintah Kota Bandung, Rp 2 miliar dari Posco Steel Korea dalam bentuk komponen material.

Pembangunan jembatan layang ini bertujuan mengatasi kemacetan di persimpangan sebidang Antapani, tepatnya di Jalan Jakarta-Terusan Jakarta yang selama ini menjadi sumber kemacetan.

“Proyek pembangunan flyover Antapani merupakan proyek percontohan mengatasi kemacetan di persimpangan sebidang jalan dan perlintasan kereta. Proyek sejenis juga akan dikembangkan di daerah-daerah lain,” pungkas Herry. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya