300 Ton Daging Sapi Impor dari Australia telah Tiba di Jakarta

Andhika Prasetyo
09/6/2016 14:23
300 Ton Daging Sapi Impor dari Australia telah Tiba di Jakarta
(MI/Panca Syurkani)

DAGING sapi impor sebanyak 300 ton asal Australia, Kamis (9/6), tiba di Jakarta. Kedatangan daging tersebut merupakan realisasi upaya pemerintah, melalui Perum Bulog, yang ingin terus menekan harga komoditas utama yang saat ini masih tinggi itu.

"Ini adalah keseriusan pemerintah untuk mengamankan stok dan menekan harga daging di masa bulan suci Ramadan dan Lebaran," ujar Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, Kamis (9/6).

Daging yang baru datang tersebut, tutur Djarot, merupakan daging jenis CL 95 dan CL 85 dengan unsur lemak 5% yang memiliki kualitas baik.

"Kami pastikan daging ini daging sehat dan halal. Walaupun dijual dengan harga murah bukan berarti ini daging murahan," tegas Djarot.

Daging-daging tersebut, jelas Djarot, berasal dari jenis sapi yang sehat dan dipotong di rumah potong hewan yang higienis dan sesuai standar internasional. "Mulai dari pemotongan, penirisan, pembekuan hingga pengiriman semua dilakukan dengan prosedur yang tepat," paparnya.

Sementara itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengungkapkan 300 ton daging yang tiba saat ini merupakan bagian dari 3.000 ton daging yang akan masuk pada tahap kedua.

"Ini bagian dari 3.000 ton yang datang selanjutnya. Semuanya akan datang secara bertahap hingga 26 Juni nanti," tutur Wahyu.

Wahyu juga mengatakan daging yang tiba hari ini akan langsung didistribusikan ke masyarakat.

Terkait pendistribusian, Direktur Komersil Perum Bulog Fadzri Sentosa mengatakan pihaknya telah melakukan upaya terbaik yang bisa dilakukan.

“Daging ini kita edarkan tidak hanya di pasar, tetapi juga kami jajakkan ke perumahan warga, bahkan ke perkantoran. Kami juga bekerja sama dengan Depo Bapok Kementerian Perdagangan dan Toko Tani Indonesia Kementerian Pertanian,” jelas Fadzri.

Koordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda) juga dilakukan guna mengetahui komoditas apa yang paling dibutuhkan di wilayah tersebut. “Karena hampir semua Pemda saat ini mengalami permasalahan harga,” lanjutnya.

Selain itu, Perum Bulog juga telah mencoba menjalin kerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam upaya membantu pendistribusian daging dan komoditas lainnya.

“Kami sudah meminta bantuan kepada Kemenhub dan TNI untuk memaksimalkan distribusi. Kalau memungkinkan, kita bisa menggunakan pesawat Hercules milik Angkatan Udara,” tuturnya.

Hal itu, ungkap Fadzri akan sangat membantu pendistribusian ke luar Jabodetabek yang saat ini baru dilakukan dengan menggunakan pesawat kargo milik Perum Bulog saja.

“Kami sudah kirimkan ke Bandung, Bogor, Banten, Denpasar, Medan, Lampung, Pontianak, Palangkaraya, Pekanbaru, Balikpapan dan Manado. Pesawat kargo kami bisa mengirimkan dua sampai tiga ton daging setiap harinya.”

Melalui operasi pasar dan kerja sama dengan institusi negara lainnya, Perum Bulog, menjual daging-daging impor tersebut dengan harga tidak lebih dari Rp80 ribu rupiah.

“Kami jual antara Rp75 ribu hingga Rp80 ribu. Tergantung jenisnya. Respon masyarakat sangat bagus. Tidak hanya di Jakarta saja, tapi juga di daerah lainnya,” ucap Fadzri.

“Seperti di Kalimantan Barat, satu hari langsung habis setengah ton. Begitu pun di Sumatera Utara.”(X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya