Asuransi Menyasar Peluang untuk Tumbuh Besar

Pun/E-4
09/6/2016 05:20
Asuransi Menyasar Peluang untuk Tumbuh Besar
(AFP/LOIC VENANCE)

PELUANG bisnis asuransi, baik asuransi umum (general insurance) maupun jiwa (life insurance), untuk bertumbuh lebih baik tahun ini diprediksi cukup besar.

Meski demikian, dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih sedikit lesu, para pelaku bisnis asuransi mesti bekerja keras untuk mengerek performa mereka.

"Ekonomi Indonesia masih lesu. Ini yang membuat kami mesti berhati-hati, termasuk menjaga pangsa pasar agar mencapai performa yang lebih bagus," tutur Incoming Country CEO of AXA Indonesia Paul Henri Rastoul di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Akan tetapi, ia tetap optimistis pasar asuransi di Tanah Air memiliki peluang bagus untuk bertumbuh.

Salah satu penyebabnya ialah penetrasi asuransi jiwa di Indonesia yang masih sangat rendah.

Henri menjelaskan, hingga akhir 2015, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia hanya sekitar 2,4%. Angka penetrasi yang tak jauh berbeda juga dicatat bisnis asuransi umum pada periode yang sama.

Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat Indonesia di peringkat ke-73 dunia untuk tingkat penetrasi.

Namun, dari sisi pendapatan, premi ada di peringkat ke-34.

Menurut Henri, sejumlah langkah mesti dilakukan bila pelaku bisnis asuransi, termasuk AXA, ingin meraih pencapaian besar di masa mendatang dengan kualitas bisnis yang terjaga.

Langkah itu antara lain memaksimalkan peluang dari mitra saat ini dan mitra potensial.

Lalu, menambah tenaga penjual dan peningkatan produktivitas.

"Juga harus fokus pada inovasi produk, fokus ke pelanggan, dan fokus pada transformasi digital," terang Henri.

Senada, Presiden Direktur AXA Asset Management Indonesia Edhi Santoso Widjojo mengatakan sejumlah indikator ekonomi nasional dan global saat ini yang mulai membaik ketimbang tahun lalu akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan asuransi tahun ini.

"IHSG (indeks harga saham gabungan) menunjukkan performa positif di kuartal pertama 2016. Dalam enam bulan terakhir, IHSG naik 15%-20%," kata dia mencontohkan.

Kondisi pendukung lainnya ialah konsumsi mengalami perbaikan.

Edhi mencontohkan, penjualan semen sepanjang Januari hingga Maret 2016 sudah positif 5%-10%.

Selain itu, suku bunga dalam tren turun dan inflasi stabil di kisaran 4%.

"Dengan kondisi itu, kami berekspektasi perekonomian Indonesia akan membaik di tahun ini dan tahun depan," ujarnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya