Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BERBAGAI toko ritel makanan dan minuman sudah mulai menaikan volume penjualannya semenjak sepekan sebelum masa puasa yang jatuh pada hari ini. Berbagai makanan olahan seperti sosis, yogurt, dan biskuit sudah banyak dijual. Demikian juga bahan baku makanan dan minuman olahan seperti tepung terigu, gula, mentega, dan sirup sudah mulai ditambah stoknya di hipermarket, supermarket, atau minimarket.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey. Dia mengatakan jumlah makanan dan minuman olahan sudah mulai ditingkatkan, tetapi tingkat pembelian oleh konsumen belum banyak berbeda jauh dari hari biasa.
Roy mengatakan volume pembelian oleh konsumen baru akan terlihat sejak memasuki masa puasa. Dia memprediksi hal itu akan terus meningkat hingga Lebaran tiba.
"Sekarang belum terasa kenaikan. Kenaikan biasanya bertahap, minggu pertama puasa, makanan dan minuman naik 5%-10% dari pembelian normal masyarakat. Minggu kedua, naik jadi 20%-25% dan yang paling tinggi biasanya terjadi pada minggu ketiga puasa. Saat itu pembelian masyarakat bisa naik sampai 35%-40%," ucap Roy saat dihubungi, Senin (6/6).
Kenaikan signifikant baru terlihat pada minggu ketiga puasa karena pada saat itu masyarakat sudah bersiap untuk mudik. Masyarakat akan banyak membeli makanan dan minuman olahan sebagai oleh-oleh dan menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Roy menargetkan pada Lebaran tahun ini, omset penjualan makanan dan minuman olahan yang diterima toko-toko ritel bisa mencapai Rp35 triliun-Rp38 triliun.
"Lebaran tahun lalu kita kurang lebih memeroleh omset Rp30 triliun. Tahun ini, kita targetkan Rp35 triliun-Rp38 triliun lah karena kita berharap ada recovery di Ramadhan tahun ini," imbuhnya. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved