Stanchart Perkuat Reksa Dana Syariah

03/6/2016 10:34
Stanchart Perkuat Reksa Dana Syariah
()

Standard Chartered Indonesia terus menyasar peningkatan pasar reksa dana syariah dengan target hingga double digit. Setelah meluncurkan tiga produk reksa dana syariah global dan dua produk lagi hasil kerja sama dengan Bahana TCW, perbankan global itu masih akan meluncurkan dua produk syariah sejenis produk capital fund atau reksa dana terbuka.

"Saat ini, reksa dana syariah hanya 1%-3%, kami menargetkan 30%-40% dari total dana kelolaan kami dalam dua tahun mendatang," ungkap Head of Managed Investments Wealth Management and Pro­duct Management Standard Chartered Bobby Kusnandar di Jakarta, kemarin.

Peluang peluncuran produk-produk baru itu dikatakannya cukup terbuka karena ada re­gulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta kondisi ekonomi yang mendukung. Perlambatan ekonomi dan penurunan suku bunga akan mendukung pasar produk syariah. Dana kelolaan produk syariah Standard Chartered ditargetkan Rp500 miliar -Rp1 triliun.

"Itu dalam setahun atau dua tahun mendatang. Kalau dari persentase, year to date tumbuh lebih dari 100% ."

Sementara itu, reksa dana konvensional sampai April 2016 sudah tumbuh 10% dan akhir tahun ditargetkan mencapai 10%-15%.

Sementara itu, kerja sama dengan PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) berupa pendistribusian dua produk reksa dana syariah ritel baru berbasis rupiah. Kedua produk itu merupakan reksa dana saham Bahana Icon Syariah untuk penempatan dana investasi jangka panjang dan reksa dana pasar uang Bahana Likuid Syariah untuk investasi jangka pendek.

"Kita setuju dengan Standard Chartered, size sekitar Rp200 miliar untuk enam bulan pertama. Di masa depan, kita lihat lagi karena biasanya orang melihat dulu berapa besar return dalam setahun," ungkap Direktur Riset Bahana TCW Soni Wibowo Soni di kesempatan yang sama.

Sebagai pemegang urutan ketiga terbesar pengelola reksa dana syariah nasional, kedua produk yang diluncurkan akan berfokus pada infrastruktur dan konsumer seiring naiknya belanja modal perusahaan infrastruktur di saat suku bunga kredit turun. (Ire/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya