Baca Buku Hindari Masa Depan Semu

Dro/E-4
03/6/2016 10:23
Baca Buku Hindari Masa Depan Semu
(Dok.MI)

RUANGAN tanpa buku layaknya tubuh tanpa jiwa. Ungkapkan filsuf Romawi, Cicero, itu sepertinya bukan sekadar kicauan tanpa makna. Malas membaca buku juga menunjukkan tanda awal kesulitan finansial di masa depan.

Sebuah penelitian telah menemukan korelasi kuat antara pendapatan seseorang ketika dewasa dan kebiasaan mereka membaca saat kanak-kanak. Ketiga ekonom dari Universitas Padua, Italia, yakni Giorgio Brunello, Guglielmo Weber, dan Christoph Weiss telah mempelajari kebiasaan 6.000 pria yang lahir di sembilan negara Eropa. Penelitian itu menyimpulkan anak yang memiliki akses terhadap buku dapat memiliki pendapatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak yang bertumbuh kembang hanya dengan sedikit atau tanpa buku sama sekali.

"Mungkin buku menjadi pembeda sebab mereka menyemangati para anak untuk membaca terus-menerus. Selain itu, membaca juga dapat memberikan pengaruh positif bagi performa siswa di sekolah. Dengan kata lain, rumah penuh buku menunjukkan kondisi sosial ekonomi yang lebih menguntungkan," ungkap ketiga ekonom tersebut seperti dirilis The Guardian.com, akhir pekan lalu .

Ketiga peneliti itu mempelajari periode 1920-1956 ketika kelompok reformasi sekolah mendorong usia minimal kelulusan yang meningkat hampir di seluruh Eropa. Fokus mereka tertuju pada anak lelaki usia 10 tahun yang tinggal di rumah dengan kurang dari 10 buku, lalu anak lelaki yang punya 1 rak buku, atau lemari buku berisi 100 buku, 2 lemari buku, atau lebih dari 2 lemari buku.

Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal ekonomi itu menemukan penambahan waktu sekolah mampu meningkatkan pendapatan rata-rata seumur hidup seorang pria sebesar 9%. "Meski hal tersebut sangat bervariasi, sesuai dengan latar belakang sosial ekonominya."

Pria yang dibesarkan dalam lingkungan rumah tangga yang memiliki kurang dari satu rak buku hanya menerima peningkatan 5% lebih karena penambahan usia sekolah mereka. Sementara itu, mereka yang memiliki akses lebih besar terhadap buku mengalami peningkatan hingga 21%.

Selain itu, mereka akan lebih mudah memperoleh pendapatan yang lebih baik di kota jika dibandingkan dengan yang tidak. Pekerjaan pertama bagi laki-laki umumnya ialah pekerjaan kerah putih (kantoran).

Jumlah buku yang ada di rumah anak dapat secara efektif memprediksi nilai tes kognitif mereka. Hal itu menunjukkan rumah tangga yang mendorong kemampuan kognitif dan juga emosional sosial menjadi lebih unggul. Kedua hal itu dianggap bagian penting dari kesuksesan ekonomi dalam hidup. (Dro/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya