Waspadai Laju Inflasi Juni-Juli

Nuriman Jayabuana
02/6/2016 08:15
Waspadai Laju Inflasi Juni-Juli
(ANTARA/TERESIA MAY)

BADAN Pusat Statistik (BPS) meminta pemerintah mewaspadai lonjakan harga pada Juni-Juli yang bisa mendorong laju inflasi. Alasannya pada periode itu terdapat puasa Ramadan dan Lebaran yang bakal meningkatkan lonjakan permintaan terhadap barang kebutuhan pokok dan jasa.

“Dua bulan yang mesti kita amankan, ya Juni dan Juli. Kalau lihat suplai barang dan jasa mencukupi, semoga inflasi bisa terjaga rendah,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo seusai konferensi pers di BPS, kemarin.

Beberapa hal yang perlu diantisipasi, imbuh dia, di antaranya kenaikan sejumlah harga bahan pokok. “Misalnya, pergerakan harga daging. Lalu yang perlu kita jaga juga ialah harga ayam, minyak goreng, gula pasir, dan mungkin saja nanti juga terigu.’’

Sasmito menambahkan, pemerintah perlu konsisten mengintervensi untuk mengendalikan harga. Menurutnya, kalau suplai barang dan jasa bisa mencukupi, diharapkan inflasi setahun bisa terjaga 4%-an.

BPS mengumumkan laju inflasi secara year to date masih terkendali di angka 0,4%. Angka inflasi tercatat sebesar 0,24% selama Mei 2016.

“Setelah deflasi di April, bulan Mei kita mengalami inflasi karena kalau deflasi terus-menerus, itu berbahaya. Sekarang sudah inflasi lagi yang menunjukkan daya beli kita enggak terganggu,” jelas Kepala BPS Suryamin.

Laju inflasi selama setahun ke belakang (year on year) terakumulasi sebesar 3,33%, masih sesuai dengan keinginan pemerintah yang menargetkan inflasi di kisaran 3%-5% selama 2016. Angka 3,33% itu merupakan yang terendah sejak 2009. Untuk mengendalikan, kuncinya bergantung bagaimana mengontrol harga sampai ujung tahun ini.

Suryamin mengatakan indikator inflasi inti secara year on year juga masih berada di angka yang tidak mengkhawatirkan. “Inflasi inti year on year 3,41% juga masih yang terendah sejak 2009. Biasanya angka yang menjadi warning itu kalau sudah menyentuh 5%.’’

Berdasarkan kelompok komponen harga yang bergejolak dalam setahun dan mengalami inflasi masih cukup tinggi, yaitu sebesar 8,15%. Namun, kelompok harga yang diatur pemerintah cukup menyumbang pengaruh dalam menahan inflasi. Komponen harga yang diatur pemerintah (administered price goods) mengalami deflasi 3,05% secara year on year.

Inflasi Mei masih dipengaruhi kenaikan harga pangan yang fluktuatif (volatile food). BPS mencermati adanya lonjakan harga komoditas ayam, gula pasir, telur ayam, dan minyak goreng. Faktor lainnya ialah peningkatan permintaan jasa angkutan udara sehingga tarifnya naik rata-rata 6,9%.

Gubernur BI Agus Martowardojo yang dihubungi terpisah juga mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi laju inflasi agar terjaga di kisaran 3-5%.

Menurutnya, setelah fenomena El-Nino, kini giliran badai basah La-Nina berpotensi menjadi penyebab gagal panen yang pada gilirannya bisa berimbas pada bahan pokok. “Kita juga melihat di semester II ada risiko La Nina. Itu juga bisa membuat tekanan harga,” tandas Agus.

Kendalikan harga
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan fokus pemerintah ialah pengendalian harga pangan secara intensif. ‘’Seandainya enggak ada upaya itu, harga pangannya naik terus dan inflasi akan lebih tinggi.’’

Harga sejumlah barang kebutuhan pokok terus konsisten menunjukkan kenaikan, termasuk daging sapi dan daging ayam. Harga daging sapi di sejumlah daerah masih sekitar Rp115 ribu-Rp120 ribu, jauh lebih tinggi dari keinginan Presiden Joko Widodo, yakni di bawah Rp80 ribu.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman pun terus menjanjikan harga daging akan segera turun. Untuk menekan harga daging sapi, saat ini sudah tiba 1.800 daging impor dan sudah dipasarkan. ‘’Dalam waktu dekat akan datang lebih banyak lagi. Kita rencana impor 25.000 ton,’’ tutur Amran.

Untuk menurunkan harga daging ayam yang mencapai Rp40 ribu/ekor, imbuh dia, pemerintah telah mengumpulkan 10 produsen ayam terbesar di Indonesia. ‘’Saya minta mereka memasarkan hasil ternaknya langsung ke pasar dengan harga Rp30 ribu-Rp32 ribu. Sudah mulai dilakukan hari ini (kemarin).’’ (Fat/Pra/AD/X-9)

nuriman@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya