Rizal Ramli: Tol Laut sudah Berjalan bukan Sekadar Dongeng

Andhika Prasetyo
30/5/2016 14:47
Rizal Ramli: Tol Laut sudah Berjalan bukan Sekadar Dongeng
(ANTARA/Adwit B Pramono)

PEMERINTAH memastikan program tol laut, yang dicanangkan guna meningkatkan perekonomian nasional, telah berjalan dengan baik.

"Kami ingin menegaskan bahwa program ini bukan dongeng semata. Tol laut sudah berjalan dalam beberapa bulan terakhir," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Senin (30/5)

Dengan adanya tol laut tersebut, Rizal mengklaim banyak permasalahan teratasi, mulai dari akses transportasi hingga stabilisasi harga pangan. "Dengan adanya proyek ini, pulau-pulau kecil di timur Indonesia yang dulu tidak memiliki akses transportasi laut menjadi terjembatani," ucap Rizal.

Dari segi harga pangan, ia mengatakan, di beberapa lokasi di Papua, harga komoditas mengalami penurunan signifikan. "Sebelum ada tol laut, perbedaan harga di Indonesia bagian barat dan timur jauh sekali. Tapi sekarang, harga beras di sana sudah turun 22%, harga bawang merah turun 22%," paparnya.

Kendati demikian, Menko Maritim mengatakan untuk menurunkan harga pangan di wilayah timur, masih banyak hal yang perlu dilakukan. "Turun memang, tetapi itu hanya di pantai atau pelabuhan saja. Ketika komoditas itu berpindah ke daerah terpencil seperti pegunungan, harganya jadi naik lagi, karena sulitnya akses dan jarangnya angkutan transportasi" jelas Rizal.

Untuk itulah, saat ini, Kemenko Maritim bersama Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian tengah mengkaji jembatan angkutan udara logistik.

"Sekarang angkutan udara barang masih sangat minim. Kita sedang rancang. Kita punya banyak kapal kargo nganggur yang bisa dioptimalkan," lanjut Rizal.

Untuk anggaran tol laut, Menteri Bidang Perekonomian Bambang Brodjonegoro mengatakan program tersebut sepenuhnya didukung oleh APBN.

"Dukungan itu dilakukan untuk dua hal, yakni untuk kapal dan operasional kapal itu sendiri," ujar Bambang.

Dari segi kapal, Bambang mengatakan pada tahun lalu, sudah dikeluarkan dana sebesar Rp500 miliar kepada PT Pelni yang akan digunakan untuk pengadaan enam unit kapal barang.

Adapun, dana sebesar Rp350 miliar juga diberikan kepada PT Djakarta Lloyd untuk merevitalisasi enam kapal barang dan membeli satu kapal baru. "Semuanya untuk mendukung program tol laut," tuturnya.

Sementara itu, untuk biaya operasional kapal-kapal tersebut, pemerintah melalui Direktur Jenderal Kementerian Perhubungan memberikan alokasi anggaran sebesar Rp1,16 triliun.

"Untuk mendukung subsidi angkutan barang sebesar Rp220 miliar, angkutan ternak Rp8 miliar dan angkutan penumpang Rp937 miliar," jelas Bambang menjabarkan.

Sementara untuk fasilitas pelabuhan, pemerintah memberikan anggaran sebesar Rp2,08 triliun. "Serta untuk arus pelayara Rp761 miliar."

Selain ada kapal-kapal yang diinvestasikan Pelni dan DL, lanjut Bambang, akan ada kapal-kapal perintis yang dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan yang memakan anggaran Rp4,65 triliun pada 2016 dan 2017.

"Rencananya kapal perintis tersebut akan selesai 8 unit pada tahun ini dan 52 unit pada 2017. Sedangkan, ada 15 kapal kontainer 15 dan 5 kapal ternak yang akan rampung pada 2017," ungkapnya.

Adapun, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan perannya dalam program tol laut tersebut adalah dengan bekerja sama dengan para pedagang-pedagang di daerah yang disinggahi kapal-kapal tol laut.

"Kami juga akan memantau perubahan harga di lebih banyak lokasi lagi," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pelni Elfien Goentoro mengatakan pihaknya akan memberikan yang terbaik dalam program tol laut tersebut.

"Itu target kami. Kami akan atur standarisasi, atur konetivitas. Semua yang belum sesuai kami perbaiki dan optimalkan," ucap Elfien.

Saat ini, terdapat enam trayek yang masuk program tol laut pemerintah. Trayek pertama dengan rute Tanjung Perak-Wakatobi-Namlea-Fakfak pulang pergi sejauh 3426 mil.

Trayek 2 dengan rute Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Dobo-Merauke pulang pergi sejauh 3.874 mil.

Trayek 3 dengan rute Tanjung Perak-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu pulang pergi sejauh 2.076 mil.

Trayek 4 dengan rute Tanjung Priok- Makasar-Manokwari-Wasior-Nabire-Serui-Biak pulang pergi sejauh 4.644 mil.

Trayek 5 dengan rute Makassar-Tahuna-Lirung-Morotai-Tobelo-Ternate-Babang-Ternate pulang pergi sepanjang 2.608 mil.

Terakhir Trayek 6 dengan rute Tanjung Priok-Tarempa-Natuna pulang pergi sejauh 1.400 mil.(X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya