Saatnya Dagelan Bantu Perniagaan

25/5/2016 08:05
Saatnya Dagelan Bantu Perniagaan
(MI/DUTA)

DARI sekadar menjadi hiburan pelipur lara, para pengocok perut kini telah memiliki lahan eksistensi yang lebih luas. Pasalnya, sejumlah perusahaan sudah melirik peran komedian untuk membantu para karyawan meningkatkan kinerja mereka dalam berkomunikasi, berpenampilan, sekaligus mengasah kreativitas.

Pun, alih-alih berperan formal, para petinggi perusahaan juga dilatih untuk berbicara di depan publik serta melakukan presentasi.

Beberapa korporasi global yang telah merekrut komedian untuk membantu meningkatkan performa perusahaan di antaranya raksasa internet Google, perusahaan media sosial, produsen minuman ringan Red Bull, serta perusahaan teknik asal Jerman Siemens.

Sekolah para pelawak seperti Quebec’s National Comedy School di Montreal, Kanada, pun kebanjiran order. Sekolah itu telah memiliki tim komedi yang sudah memberi pelatihan untuk pebisnis sejak 2009. Hingga saat ini mereka telah memiliki 30 klien, termasuk perusahaan asuransi Sun Life.

Mereka tidak mengajari cara melawak. Namun, pekerja diminta memasang hidung palsu berwarna merah dan bertingkah seperti badut. Para pekerja berlatih cara jatuh terduduk, berpura-pura menjatuhkan diri, bahkan melakukan tamparan pura-pura di wajah rekan mereka. “Permainan seperti ini kekanak-kanakan dan membuat mereka terlihat bodoh,” ujar pendiri sekolah itu, Louise Richer, seperti dirilis BBC.com, awal Maret 2016 lalu.

Menurutnya, dengan bertingkah jenaka, para pekerja bisa membangun zona aman dan mengatakan apa pun tanpa khawatir dinilai buruk. “Kebanyakan orang tidak menyadari punya potensi jenaka. Padahal, mereka memiliki imajinasi, karakter yang menguntungkan di tempat kerja,” tutur perempuan 63 tahun itu.

Yang dilakukan sekolah itu ialah menyajikan proses humor serta tahapan yang dilakukan para komedian untuk membantu klien berpikir di luar kebiasaan dan tradisi lama.

Di Boston, AS, kelompok komedi Improve Asylum menggunakan teknik serupa untuk meningkatkan produktivitas serta kreativitas perusahaan. Divisi pelatihan bernama IA Innovation menjadi penasihat untuk Google, Twitter, dan Red Bull.

Penelitian dari Harvard University Amerika Serikat (AS) dan firma psikologi Inggris, Robertson Cooper, mendukung pernyataan Richer.

“Humor sangat berguna untuk membentuk kerja sama kelompok dan meningkatkan komunikasi,” ujar Profesor Eric Romero, seorang ahli kepemimpinan dari AS. (Jay/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya