Torium Bisa Jadi Energi Kampiun

25/5/2016 06:35
Torium Bisa Jadi Energi Kampiun
(ANTARA/Puspa Perwitasari)

KETERSEDIAAN energi menjadi salah satu penggerak ekonomi sekaligus memberi tambahan daya saing bagi industri di dalam negeri. Torium menjadi salah satu sumber energi untuk pembangkit listrik yang diyakini lebih unggul daripada bahan bakar fosil seperti batu bara karena lebih efisien dan menghasilkan daya listrik yang jauh lebih besar.

“Energi menentukan produksi dan kekuatan daya saing industri karena industri menyerap energi terbesar, 39% dari total penggunaan energi nasional. Kita harus berinovasi karena sumber energi fosil akan habis 60 tahun lagi,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat membuka seminar bertajuk Torium sebagai Sumber Daya Revolusi Industri, di Kantor Kemenperin, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, industri yang memiliki kontribusi 30%-40% terhadap PDB butuh kapasitas listrik terpasang di atas 500 watt per orang dari saat ini yang hanya 210 watt per orang. Pun jika menilik populasi Indonesia yang bakal menyentuh 300 juta jiwa pada 2025, kebutuhan listrik nasional bakal mencapai 10 gigawatt (Gw) per tahun.

”Kita harus memulai perencanaan PLT torium yang bisa menghasilkan 1 Gw per tahun dari volume 7 ton,” kata Menperin. Energi dari limbah radioaktif itu lebih efisien ketimbang batu bara yang butuh 3,5 juta-4 juta ton atau uranium sebanyak 200-250 ton.

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi NasDem, Kurtubi, menyakini pembangkit listrik torium baru dapat beroperasi pada 2025, lebih lambat tiga tahun dari proyeksi Kemenperian yang menyebut PLT torium bisa beroperasi di 2022.

“Karena pembangunan fisik butuh tujuh tahun. Mungkin 2025 baru bisa operasi asal pemerintah sepakat untuk memasukkan nuklir atau torium menjadi salah satu sumber energi pembangkit dalam kebijakan energi nasional (KEN),” ungkap Kurtubi kepada Media Indonesia, kemarin. (Ire/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya