Industri Keuangan Mesti Bangun Kerja Sama Holistik

Anastasia Arvirianty
17/5/2016 17:49
Industri Keuangan Mesti Bangun Kerja Sama Holistik
(ANTARA/M Agung Rajasa)

DALAM menghadapi persaingan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), industri keuangan memegang peranan penting sebagai motor penggerak ekonomi, maka kerja sama yang holistik dan berkelanjutan mesti terus dibangun.

Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad kepada media saat dijumpai dalam acara Indonesian CEO Talk, di Jakarta, Selasa (17/5).

Lebih lanjut, Muliaman menjelaskan, kerja holistik tersebut harus berlandaskan semangat untuk saling menguntungkan. Dengan begitu, akses keuangan, khususnya kepada usaha kecil dan menengah (UMKM) bisa terbuka lebih luas.

"Jangan semua dilimpahkan kepada perbankan. Misalnya untuk UMKM, sebentar lagi sudah bisa mencari pendanaan dari pasar modal, sebab papannya sudah hampir selesai rancangannya, dan bisa masuk ke BEI," ungkap Muliaman.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI) Asmawi Syam mengatakan, agar perbankan bisa berperan optimal di era MEA, kunci utamanya yang paling diperlukan adalah efisiensi.

Misalnya, tambah Asmawi, dengan mengubah capital expenditure menjadi operational expenditure.

"Sekarang eranya digital, jadi memang perlu otomatisasi, paperless, branchless, dan people-less, tetapi bukan berarti PHK, hanya dialihkan ke unit lain yang membutuhkan," ujar Asmawi.

Namun, ia mengakui memang masih ada kelemahan dari digitalisasi ini. Terutama apabila menyangkut masyarakat di remote area, yang infrastrukturnya belum mumpuni.

Efisiensi juga disetujui oleh Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. Ia mengatakan, perbankan saat ini memang mau tidak mau harus efisiensi dengan mengarah pada otomatisasi.

Misalnya, Jahja menjelaskan,untuk ATM kami cari model yang mutakhir. Sekarang kan kalau uang habis dan mau diisi caranya manual, itu biayanya mahal. Kami coba dengan mesin baru yang bisa lakukan setor dan tarik tunai.

"Itu sangat efisien, dari frekuensi 10 kali isi perhari, sekarang cukup empat kali saja, sebab uangnya kan secara tidak langsung terus terisi dengan ada setoran," tandas Jahja. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya