Muhammadiyah bak Induk Usaha

Agus Utantoro
15/5/2016 09:33
Muhammadiyah bak Induk Usaha
(ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

kesuksesan para pengusaha muslim di Tanah Air harus memberi dampak yang lebih besar terhadap kemajuan bangsa. Para pebisnis dan saudagar yang bernaung di bawah payung dua organisasi kemasyarakatan berbasis Islam, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), harus saling melengkapi dengan berbisnis layaknya induk usaha dan waralaba.

"Pengusaha yang bernaung di Muhammadiyah dan NU bisa bekerja sama saling melengkapi guna menggalang kekuatan besar perekonomian nasional dan umat Islam," ujar Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla saat membuka Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di Yogyakarta, kemarin

Menurut JK, kedua organisasi itu sama-sama memiliki spirit usaha yang hebat dengan model yang berbeda. Muhammadiyah, imbuh Kalla, memiliki kekuatan dalam aspek manajerial usaha, sementara NU lebih menonjol dalam aspek berwirausaha secara perorangan.

"Muhammadiyah dapat diibaratkan sebagai holding company yang menaungi banyak cabang usaha, seperti rumah sakit, serta kampus, dengan aset besar. Sementara NU seperti usaha waralaba yang ditunjukkan dengan banyaknya yayasan sekolah, tetapi tidak menyatu, tetapi dimiliki tiap-tiap kiai," paparnya.

Selanjutnya, lanjut Wapres, jika NU disuntik kemampuan manajerial, tentu akan menjadi kekuatan usaha yang sama-sama hebat. "Biar dua sistem itu berjalan bersama menjadi kekuatan umat."

Semangat kewirausahaan perlu terus dibangun di internal dua organisasi itu dengan mencontoh para pendirinya, seperti KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari yang melakukan dakwah dengan berdagang. Menurutnya, terbentuknya corak Islam yang moderat di Indonesia juga tidak terlepas dari peran para ulama yang merangkap sebagai pengusaha atau pengusaha yang merangkap sebagai ulama.

"Karena pengusaha itu selalu ingin jalan tengah dan tidak ingin bentrok dengan siapa saja," kata dia.

Pemerintah, imbuhnya, akan selalu memberi dukungan tumbuhnya wirausaha baru dengan memberikan berbagai kemudahan, antara lain dengan menurunkan bunga kredit usaha rakyat (KUR).

"Kami turunkan dari 12% menjadi 9%, dan tahun depan insya Allah menjadi 7%," kata Kalla.

Bisnis besar UKM
Dalam acara yang dihadiri tidak kurang dari 600 saudagar Muhammadiyah dari berbagai wilayah Indonesia, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap temu saudagar Muhammadiyah dapat mempererat persaudaraan antarsaudagar ormas tersebut di seluruh Indonesia.

"Di sini UKM bisa bertemu dengan pengusaha besar dan juga sebaliknya. Maka, menurut saya, kegiatan ini mampu menjadi jembatan yang positif bagi iklim usaha di Indonesia," terang Sultan.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir juga mengharapkan pertemuan saudagar Muhammadiyah itu mampu menegaskan peran strategis umat untuk perekonomian Indonesia.

"Umat Islam memang ma-yoritas di Indonesia. Namun, jangan sampai hanya menjadi danau yang indah di pandang dan tenang, tapi tidak punya potensi strategis. Semoga jaringan saudagar ini bisa membuat bangsa kita semakin mandiri secara ekonomi," ungkap Haedar. (E-4)

agus_utantoro@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya