Bisnis di Tepi Tebing

Fik/M-2
08/5/2016 05:15
Bisnis di Tepi Tebing
(DOK. PRIBADI)

DI Gunung Parang, Sukamulya, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, panjat tebing bisa dilakukan mereka yang awam sekalipun. Fasilitas very intense adventure (VIA) Ferrata, jalur pendakian tebing dengan lintasan besi berupa tangga, dan telah dipasang pengaman kabel baja membuat kegiatan petualangan bisa dilakukan semua orang. Brizinsky Truman Gio, 27, bersama empat rekannya, M Bestara Iksan Lukman, 26, Fahmi Ahmad Saugi, 25, M Rubini Kertapati, 40, dan Ahmad Bagus Santoso, 30, yang berada di balik pembuatan fasilitas itu.

Bermodal infrastruktur yang mereka jamin keamanannya itu, mereka mengoperasikan jasa wisata panjat tebing bernama Skywalker. "Tidak perlu keahlian khusus, hanya ikuti arahan guide. Ada anak umur 4 tahun, ada yang beratnya 150 kg bisa naik juga. Di Eropa sudah ratusan jalur VIA Ferrata tersedia. Di Asia pertama kali ada di Malaysia. Saya pikir kenapa tidak buka di Indonesia karena lahan potensialnya banyak," kisah Brizinsky kepada Media Indonesia saat dihubungi, Selasa (3/5).

Berdayakan masyarakat lokal

Pemikiran itu membuat dirinya berani buka jalur pertama kali awal 2014. Persiapan yang dilakukan enam bulan berupa survei dan koordinasi dengan warga membuat usaha ini berlandaskan swadaya dan pengembangan desa. Skywalker semakin percaya diri untuk mengembangkan bisnis ini menjadi adventure park. Namun, langkah itu terpaksa tertunda lantaran ingin fokus kepada tebing terlebih dahulu sambil tetap memberdayakan masyarakat sekitar.

"Biasanya untuk guide ada 3-4 orang, untuk basecamp pakai rumah warga, yang masak juga warga di sana," sambungnya. Paket kegiatan yang ditawarkan memang baru ada one day trip, yaitu naik-turun tebing sekitar 2,5-3 jam dengan tinggi 300 meter di ketinggian 960 mdpl dengan paket menginap.

Balik modal

Dengan bermodal ratusan juta, Brizinsky mengaku tahun ini diperkirakan balik modal. Akan tetapi, keuntungan tersebut masih dipergunakan untuk mengembangkan jalur pendakian. Skywalker dalam sehari mampu menampung 40 orang untuk mendaki. "Untuk sekarang harus booking dulu karena kebetulan di sana tidak ada pasar. Jadi segala akomodasi harus dipersiapkan dulu, lalu orang-orang yang bekerja di Jakarta juga bisa atur waktu agar ikutan," lanjutnya.

Jika hari libur tiba, otomatis Skywalker kebanjiran pengunjung. Sejak pertama buka hingga saat ini, peningkatan pengunjung setiap tiga bulannya bisa mencapai 20%-30%. Mayoritas pengunjung remaja. "Karena kami promosinya dari media sosial. Tarif yang dikenakan per orang mulai Rp325 ribu," katanya.

Kendala asuransi

Saat ini asuransi menjadi kendala karena belum ada yang mau untuk mengasuransikan peserta. "Karena kami panjat tebing baru dan masuk olahraga ekstrem. Kami juga agak bingung untuk menjelaskan ke asuransi. Kami sedang ada upaya ke asuransi," jelasnya. Namun, jangan khawatir, terkait dengan keamanan, Skywalker sudah mengikuti standar federasi panjat tebing internasional.

Mereka menerapkan standar tersebut secara ketat. Bahkan, seluruh barang yang digunakan juga diimpor dari Italia untuk alasan keamanan. Selain Gunung Parang, kini Skywalter tengah mempersiapkan satu tebing lain di gunung Pulau Jawa dan tiga tebing di luar Pulau Jawa.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya