Serapan Anggaran belum Optimal

Fat/Jay/X-4
07/5/2016 07:50
Serapan Anggaran belum Optimal
()

MASIH kecilnya serapan anggaran di awal tahun ini menyisakan tugas besar bagi pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lebih baik pada kuartal II.

Padahal, tahun ini diharapkan menjadi titik tolak perubahan pola serapan belanja yang maksimal sejak kuartal pertama untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Badan Pusat Statisitik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I meleset di bawah perkiraan, yakni hanya 4,92%, atau di bawah perkiraan 5%.

"Pertumbuhan ini lebih baik ketimbang kuartal I 2015 sebesar 4,73%. Bergesernya musim tanam sehingga panen tertunda yang menyebabkan porsi nya terhadap produk domestik bruto menyusut drastis. Sektor pertanian biasanya tumbuh di atas 4%, tetapi ini hanya 1,85%. Kita punya tabungan untuk kuartal II," kata Kepala BPS Suryamin, Rabu (4/5).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara melalui rilis yang diterima Media Indonesia, Rabu (4/5), kembali mengingatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi kuartal I terutama disebabkan terbatasnya konsumsi pemerintah dan investasi.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal 1 tercatat Rp2.947,6 triliun, atau tumbuh 4,92%. Kuartal II diperkirakan menjadi titik balik dengan asumsi kebijakan pelonggaran moneter dan paket kebijakan ekonomi mulai menampakkan hasilnya," ujar Tirta.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengakui melesetnya capaian pertumbuhan ekonomi kuartal I juga dipengaruhi lambatnya pertumbuhan kredit perbankan.

BI mencatat pertumbuhan kredit itu mengalami perlambatan sejak Januari 2016 yang hanya tumbuh 9,3% jika dibandingkan dengan Desember 2015 sebesar 10%.

Pada Februari hanya 8,1%.

Bulan berikutnya naik tipis menjadi 8,4%. BI menargetkan kredit bank tumbuh 13% untuk menyokong pertumbuhan ekonomi.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati berharap pemerintah lebih produktif menyerap belanja, misalnya pada dana transfer daerah dan dana desa.

"Kuncinya optimalkan stimulus fiskal seperti dana desa itu."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya