Inflasi di Trek yang Benar

Jay/Tes/X-9
03/5/2016 07:40
Inflasi di Trek yang Benar
()

PEMERINTAH mengumumkan deflasi 0,45% yang terjadi selama April 2016 menyebabkan penyesuaian terhadap inflasi tahun berjalan 2016. Saat ini, inflasi tahun berjalan (year to date) tercatat 0,16%.

"Sampai April, inflasinya masih oke. Kita kan mau inflasinya 4% sepanjang tahun, pergerakannya sekarang sesuai range yang kita harapkan," ujar Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, kemarin.

Dia menambahkan, inflasi tahunan (year on year) tercatat 3,6% dan itu berada di jalur yang benar. "Berarti kita mulai masuk ke trek yang diharapkan. Inflasi year on year inflasi bergerak 3%-4%."

Menurut Darmin, deflasi yang terjadi selama April menunjukkan sinyal positif terhadap kestabilan harga terutama pangan.

"Secara keseluruhan April terjadi deflasi. Artinya, kalau deflasi kan secara umum harga rata-rata turun," ujarnya.

Pemerintah pun kini fokus menjaga kestabilan harga komoditas pangan strategis yang rentan bergejolak terutama menjelang Ramadan. "Ada beberapa komoditas yang sedang kita pantau betul. Bawang (merah), cabai, bawang putih, tapi kalau yang lain masih oke," kata Darmin.

Dalam jumpa pers, kemarin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memaparkan bahwa secara umum harga berbagai komoditas menunjukkan penurunan. BPS juga mencatat pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,45% dengan indeks harga konsumen (IHK) 123,19.

Berdasarkan survei di 82 kota, jelas Suryamin, 77 kota mengalami deflasi dan sisanya inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga, Sumatra Utara, sebesar 1,79% dengan IHK 124,29, sedangkan terendah di Singaraja, Bali, yakni 0,06% dengan IHK 131,14.

Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan, Kalimantan Utara, sebesar 0,45% dengan IHK 132,98, sedangkan terendah di Banjarmasin, Kalsel, yakni 0,04% dengan IHK 122,84.

"Kalau dilihat dalam bebe-rapa tahun terakhir sejak 2000, deflasi April 2016 ini paling tinggi. Ini menunjukkan perkembangan harga komoditas bahan pokok terkendali," papar Suryamin.

Menurutnya, deflasi pada April dipengaruhi penurunan harga yang direpresentasikan turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, seperti kelompok bahan makanan sebesar 0,94% serta perumah-an, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,13%.

Suryamin berharap tren itu berlanjut, utamanya saat menghadapi Ramadan nanti, sebab penurunan harga sejumlah bahan pokok menjadi peluang untuk mengontrol harga lebih lanjut.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya