Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
APA yang biasa Anda lakukan sebelum membeli sebuah produk? Lazimnya, kita akan membandingkan mana produk yang spesifikasinya lebih baik, mana yang lebih banyak dibeli konsumen luas, dan mana yang harganya lebih terjangkau, tetapi tetap berkualitas.
Terlebih jika berbelanja secara daring (online) atau menggunakan jasa e-commerce, ketelitian dalam berbelanja sangat diperlukan supaya Anda tidak mudah tertipu dan lebih berdaya sebagai konsumen.
Namun, survei membuktikan rata-rata konsumen Indonesia saat ini ternyata belum mencapai level 'berdaya' tersebut. Itu tecermin dari Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) di Indonesia yang hanya 34,17. Nilai itu kalah jauh dengan IKK di Eropa yang mencapai 51.
Sebetulnya, menurut Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga Kementerian Perdagangan Syahrul Mamma, dengan IKK 34,17 itu, masyarakat Indonesia sudah berada di level paham. Artinya, konsumen di Tanah Air sudah kenal dan tahu akan hak dan kewajiban mereka sebagai konsumen.
"Tetapi, konsumen Indonesia belum sepenuhnya bisa menggunakan dan menentukan pilihan mereka, serta belum mampu memperjuangkan hak mereka sebagai konsumen," tutur Syahrul dalam Hari Konsumen Nasional 2016 di Lapangan Banteng, Jakarta, kemarin.
Kepahaman masyarakat terlihat dari jumlah pengaduan konsumen pada 2016 yang naik tajam dari tahun lalu. Pada Maret 2016, jumlah pengaduan konsumen ke Kemendag sebanyak 103 pengaduan, sedangkan Maret tahun lalu hanya 30 pengaduan. Akan tetapi, pada saat yang sama, konsumen belum mampu menentukan pilihan konsumsi mereka. Karena itu, Menteri Perdagangan Thomas Lembong menilai konsumen Indonesia mesti bertransformasi menjadi konsumen cerdas, tidak lagi menjadi konsumen yang sekadar berkonsumsi.
Konsumen cerdas, maksud Thomas, ialah konsumen yang sadar akan pilihan produk yang akan digunakan. "Sektor konsumsi kita harus naik kelas, dari konsumerisme semata menjadi cerdas yang memerhatikan mutu dan daya tahan," imbuh Thomas.
Selain cerdas, ia menilai masyarakat juga harus bisa lebih 'cerewet'. "Negara yang ekspornya jago, seperti Jepang dan Korea, konsumennya paling cerewet dan ngotot pada kualitas dan ketahananan produk," ujarnya.
Dengan cerewet terhadap barang dan jasa yang beredar, masyarakat juga ikut berperan mengerek daya saing produk domestik. "Awal dari daya saing itu dari konsumsi domestik dan konsumen punya peran besar menuntut ke produsen," jelasnya. (Jessica Sihite/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved