Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Hasil Survei BI, Harga Properti Naik Tapi Volume Penjualan Turun

Fetry Wuryasti
13/8/2021 16:15
Hasil Survei BI, Harga Properti Naik Tapi Volume Penjualan Turun
Kawasan perumahan di Bogor. Hasil survei BI menunjukan adanya kenaikan harga rumah(Antara/Yulius Satria Wijaya)

HASIL Survei Harga Properti Residensial (IHPR) Primer mengindikasikan harga properti residensial pada triwulan II-2021 meningkat secara tahunan. Hal ini tercermin dari IHPR triwulan II-2021 yang tercatat tumbuh 1,49% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 1,35% (yoy) pada triwulan I-2021, meski belum setinggi 1,59% (yoy) pada triwulan II-2020.

"Kenaikan IHPR terjadi pada rumah tipe kecil dan tipe menengah yang masing-masing tercatat tumbuh 2,07% (yoy) dan 1,59% (yoy), lebih tinggi dari 1,78% (yoy) dan 1,46% (yoy) pada triwulan sebelumnya," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Jumat (13/8).

Berdasarkan wilayah, kenaikan IHPR secara tahunan terjadi terutama di Kota Pontianak (3,41%, yoy) kemudian diikuti oleh Batam (2,42%,yoy).

Secara triwulanan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II-2021 tercatat tumbuh sebesar 0,45% (qtq), meningkat dibandingkan 0,38% (qtq) pada triwulan I-2021 maupun 0,32% (qtq) pada triwulan II-2020.

Peningkatan harga properti residensial secara triwulanan didorong oleh peningkatan harga tipe rumah kecil yang tumbuh 0,79% (qtq), lebih tinggi dari 0,52% (qtq) pada triwulan I-2021.

Pada triwulan II-2021, harga rumah tipe besar secara triwulanan tercatat tumbuh 0,21% (qtq), stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara harga rumah tipe menengah tumbuh sebesar 0,35% (qtq), melambat dibandingkan 0,42% (qtq) pada triwulan sebelumnya.

Secara spasial, kenaikan harga properti residensial pada triwulan II-2021 terutama terjadi di kota Batam dan Pekanbaru yang masing-masing tumbuh sebesar 1,94% (qtq) dan 1,6% (qtq), meningkat dari -0,13% (qtq) pada triwulan I-2021.

Kenaikan IHPR secara tahunan sejalan dengan peningkatan inflasi biaya tempat tinggal konsumen rumah tangga pada triwulan II-2021. Hal ini tercermin dari laju Indeks Harga Konsumen (IHK) sub kelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan (Tahun Dasar 2018 =100) sebesar 1,64% (yoy), lebih tinggi dari 1,21% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Penjualan Properti Residensial Triwulan II-2021

Penjualan properti residensial primer triwulan II-2021 secara tahunan menurun. Penjualan rumah pada periode tersebut tercatat terkontraksi -10,01% (yoy), menurun dari 13,956 (yoy) pada triwulan sebelumnya, namun lebih baik dari kontraksi -25,6% (yoy) pada triwulan II-2020.

Penurunan volume penjualan pada triwulan II-2021 terjadi pada tipe rumah kecil (-15,4%, yoy) dan besar (-12,99%, yoy), sedangkan tipe rumah menengah tercatat tumbuh melambat (3,63%, yoy).

"Responden menyampaikan terhambatnya pertumbuhan penjualan properti residensial disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kenaikan harga bahan bangunan (14,65% jawaban responden), masalah perizinan/ birokrasi (13,52%), suku bunga KPR (12,69%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (11,46%), dan perpajakan (10,73%).

Secara triwulanan, penjualan properti residensial triwulan II-2021 juga terkontraksi. Penjualan properti residensial primer pada periode tersebut menurun sebesar -13,02% (qtq), lebih dalam dari -0,3% (qtq) pada triwulan sebelumnya maupun 10,14% (qtq) pada triwulan II-2020.

"Penurunan penjualan rumah terjadi seluruh tipe, terdalam terjadi pada rumah tipe besar," kata Erwin.

Prakiraan Harga Properti Residensial Triwulan II!-2021

Pada triwulan IlI-2021 pertumbuhan harga properti residensial diprakirakan akan melambat. Hal ini terindikasi dari prakiraan pertumbuhan IHPR triwulan III-2021 sebesar 1,12% (yoy), lebih rendah dibandingkan 1,49% (yoy) pada triwulan sebelumnya maupun 1,51% (yoy) pada triwulan III-2020.

Perlambatan pertumbuhan harga properti residensial diprakirakan terjadi pada seluruh tipe rumah yaitu tipe kecil, menengah, dan besar yang masing-masing diprakirakan tumbuh sebesar 1,65% (yoy), 1,09% (yoy), dan 0,62% (yoy), lebih rendah dari 2,07% (yoy), 1,59% (yoy), dan 0,81% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Perlambatan diprakirakan terjadi di sebagian besar kota yang disurvei, terutama di Pekanbaru dan Medan yang tercatat tumbuh 1,81% (yoy) dan 2,62% (yoy), lebih rendah dibandingkan 4,19% (yoy) dan 4,52% (yoy) pada triwulan II-2021.

Secara triwulanan, pertumbuhan harga properti residensial pada triwulan III-2021 juga diprakirakan melambat. IHPR pada triwulan III-2021 diprakirakan tumbuh 0,05% (qtq), lebih rendah dibandingkan 0,45% (qtq) pada triwulan II-2021 maupun 0,42% (qtq) pada triwulan Ill-2020.

"Perlambatan pertumbuhan harga rumah triwulanan diprakirakan akan terjadi pada seluruh tipe rumah," kata Erwin.

Pembiayaan Properti Residensial

Pada triwulan II-2021, sumber pembiayaan pengembang dalam pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal yang mencapai 66,45% terhadap total modal perusahaan.

Sumber pembiayaan berikutnya yang digunakan oleh pengembang antara lain pinjaman perbankan dan pembayaran dari konsumen dengan proporsi masing-masing sebesar 22,13% dan 9,12% dari total modal. Berdasarkan komposisi dana internal, porsi terbesar berasal dari laba ditahan (49,48%) diikuti modal disetor (46,43%).

Sementara itu dari sisi konsumen, pembelian properti residensial mayoritas masih dibiayai dari fasilitas KPR. Hal ini tercermin dari hasil survei yang mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen (75,08%) membeli properti residensial dengan menggunakan fasilitas KPR, sementara sebanyak 16,89% lainnya dengan tunai bertahap dan secara tunai sebanyak 8,04%.

Pada triwulan II-2021, pertumbuhan KPR dan KPA secara tahunan tercatat meningkat sebesar 7,24% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 4,34% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Sementara secara triwulanan, penyaluran KPR dan KPA tumbuh 2,67% (qtq), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 1,4096 (qtq).

Selanjutnya, pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada triwulan II-2021 tercatat sebesar Rp59,12 triliun atau tumbuh sebesar 7,23% (yoy), meningkat signifikan dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi -18,89% (yoy). (Try)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya