Kebijakan Baru BI Dorong Penurunan Suku Bunga

Anastasia Arvirianty
21/4/2016 16:21
Kebijakan Baru BI Dorong Penurunan Suku Bunga
(Foto Istimewa)

DENGAN adanya kebijakan baru Bank Indonesia (BI) yang mengubah acuan kebijakan suku bunga acuan BI Rate menjadi BI 7-Day Reverse Repo Rate dinilai dapat mendorong kelancaran likuiditas perbankan, dan penurunan suku bunga single digit.

Hal tersebut disampaikan oleh Head of Treasury PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Branko Windoe kepada media saat dijumpai di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (21/4).

Branko mengatakan likuiditas yang lancar tersebut disebabkan makin banyaknya uang yang tersedia, namun permintaan kredit masih lebih rendah dibanding sebelumnya. "Ya, masih terkena dampak kelesuan ekonomi tentunya."

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, sebenarnya transaksi tersebut tergantung dari permintaan dan penawaran. Begitupun dengan suku bunga, menurutnya permintaan akan uang juga dilihat dari permintaan akan kredit misalnya, jika terdapat persediaan uang yang banyak tapi tidak ada yang meminta kredit, maka otomatis suku bunga akan turun.

"Kita sekarang sedang dalam situasi easy money policy, dengan itu saja semestinya bunga bisa turun," tutur Branko.

Ia menambahkan, dalam siklus, secara historis Indonesia, di kuartal pertama permintaan uang selalu rendah, sehingga saat ini adalah waktu yang tepat, jika mesti turunkan suku bunga.

Selain itu, manfaat lain adanya kebijakan baru BI ini adalah memberi pengaruh pada transaksi antarbank. Menurutnya, kredibilitas antarbank akan lebih terlihat, dan transaksi repo akan lebih maju.

Hal serupa juga dikatakan oleh Direktur Keuangan dan Treasury PT Bank Mandiri (persero) Tbk Pahala Mansury. Menurutnya, jika arah ke depan dari kebijakan baru BI tersebut untuk menurunkan suku bunga, maka kemungkinan bisa terwujud.

"Saya rasa mungkin bisa pelan-pelan dorong penurunan tingkat suku bunga deposito, yang salah satu upaya penurunan subung kredit juga," ujar Pahala.

Ke depannya, iapun mengakui, akan ada ruang untuk penurunan suku bunga kredit Bank Mandiri di beberapa segmen, setelah korporasi dan perumahan, tentunya juga dengan beberapa persyaratan, seperti kondisi perusahaan baik, transaksi banyak, dan sebagainya.

"Jadi saya rasa ruang ada, tapi segmen by segmen," pungkasnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya