Mandiri Dorong Proyek Infrastruktur

Fathia Nurul Haq
21/4/2016 06:00
Mandiri Dorong Proyek Infrastruktur
(MI/M IRFAN)

PT Bank Mandiri (persero) Tbk sepakat untuk berkolaborasi dengan lembaga pembiayaan proyek dan ekspor asal Jerman, KfW IPEX-Bank, untuk mendorong pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Direktur Finance&Treasury Bank Mandiri Pahala N Mansury dan Managing Director of KfW IPEX-Bank Christian Bevc di Jakarta, kemarin.

"Ini akan menjadi kerja sama yang saling melengkapi. Mandiri merupakan pemain lokal dan kami memiliki jejaring internasional di Eropa," ujar Bevc dalam sambutannya.

Pascapenandatanganan MoU tersebut, Bank Mandiri dan KfW IPEX-Bank akan mengkaji berbagai alternatif skema pembiayaan infrastruktur yang dapat dilakukan, termasuk skema join loan, syndicated loan, ECA covered loan, dan corporate lending.

Proyek infrastruktur yang diincar antara lain transportasi dalam kota, pelabuhan, dan bandara.

Menurut Pahala, kerja sama itu cukup strategis karena KfW IPEX-BANK memiliki kapasitas permodalan dan pengalaman yang kuat sehingga diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk mempercepat pengadaan infrastruktur.

"Kami juga akan berdiskusi untuk mengidentifikasi dan menentukan proyek-proyek infrastruktur yang berpeluang untuk memperoleh pembiayaan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik proyek," tutur Pahala.

Pembangunan infrastruktur telah menjadi salah satu fokus utama pembiayaan perseroan seiring dengan program Nawa Cita Kabinet Kerja.

Komitmen itu direalisasikan ke sektor konstruksi yang pada triwulan I 2016 telah mencapai Rp19,5 triliun, tumbuh 2,3 % daripada periode yang sama tahun lalu Rp19,1 triliun.

Terbitkan obligasi

Di sisi lain, Bank Mandiri berencana menerbitkan obligasi dalam rupiah pada kuartal dua tahun ini.

Obligasi itu akan diterbitkan bertahap sesuai dengan kebutuhan hingga dua tahun ke depan dengan nilai Rp5 triliun-Rp10 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan nilai obligasi yang akan diterbitkan bergantung pada pertumbuhan deposito.

"(Nilainya) Rp5 triliun-Rp10 triliun, kebutuhannya tergantung Pak Pahala (Direktur Finance and Treasury Mandiri). Kalau depositonya tumbuh obligasinya tidak perlu banyak, tapi kalau tidak kita butuh banyak," kata pria yang akrab dipanggil Tiko saat ditemui di kantornya, kemarin.

Menurut Tiko, idealnya obligasi itu akan bertenor 5 dan 7 tahun. Penyalurannya lebih banyak kepada sektor infrastruktur yang membutuhkan dana jangka panjang.

Namun, permintaan obligasi bertenor panjang, menurut Tiko, masih relatif sedikit. Untuk itu, pihaknya menjajaki kombinasi dengan pinjaman bilateral dalam dolar.

Ia memperkirakan total pinjaman yang akan ditarik berkisar Rp13 triliun-Rp14 triliun, baik dalam rupiah maupun dolar AS.

Pahala N Mansury mengungkapkan, berkaitan dengan rencana penerbitan obligasi, Bank Mandiri akan menunda pengumuman laba kuartal 1 2016.

Mandiri membutuhkan laporan keuangan yang masih berlaku saat obligasi terbit pada Juni-September mendatang. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya