BKPM Bidik Investor Makanan dari AS

Anastasia Arvirianty
18/4/2016 16:15
BKPM Bidik Investor Makanan dari AS
(Antara)

INVESTOR Amerika Serikat berminat untuk berinvestasi di sektor makanan Indonesia. Minat tersebut disampaikan perusahaan dalam pertemuan dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.

Lebih lanjut, Franky mengatakan, perusahaan makanan Amerika tersebut menyatakan membidik lokasi usaha di Indonesia Timur. Ia juga menyampaikan minat perusahaan bergerak di bidang industri pengolahan seafood dan daging ini cukup serius.

“Jadi dengan dikeluarkannya industri coldstorage dari DNI, diharapkan perusahaan dapat masuk ke Indonesia dan melakukan investasi di bidang hilir hasil laut tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Rabu (17/2).

Sebagai informasi, pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi jilid X telah mengeluarkan 35 bidang usaha dari daftar negatif investasi. Salah satunya adalah industri coldstorage yang banyak dibutuhkan oleh produsen pengolahan seafood untuk menjaga produk-produk hasil laut tetap segar. Dalam regulasi Perpres 39 Tahun 2014, industri coldstorage dibatasi 33% untuk kawasan pulau Jawa dan Sumatera, dan 67% untuk kawasan timur Indonesia. Dengan dikeluarkan dari DNI, maka bidang usaha coldstrorage terbuka 100% untuk asing di wilayah manapun di Indonesia.

Franky menambahkan, nilai positif dari minat investasi perusahaan makanan Amerika ini adalah rencana lokasi investasi di kawasan timur Indonesia. “Ini akan positif bagi program pemerintah untuk mendorong pemerataan investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia sesuai dengan paradigma Indonesia-sentris."

Franky pun mengungkapkan, perusahaan juga telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia dan saat ini tengah mematangkan rencana investasi tersebut. “BKPM melalui kantor perwakilan dan tim marketing officer akan mengarahkan perusahaan untuk menggunakan fasilitas layanan 3 jam,” ujarnya.

Dari data BKPM di 2015, realisasi investasi industri makanan yang masuk dalam sektor prioritas padat karya tercatat Rp43,5 triliun terdiri dari 2.185 proyek.

BKPM pada 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp208,4 triliun atau naik 18,4% dari target PMDN 2015. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja, di 2016 BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.

Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya