Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PT Indonesia Alumminium (persero) bersama PT Aneka Tambang (persero) Tbk menargetkan proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, mulai beroperasi awal 2019. Untuk proyek hilirasi tersebut, kedua BUMN akan membentuk perusahaan gabungan (joint venture) bersama perusahaan pelat merah Tiongkok, Aluminium Corporation of China Limited (Chinalco).
"Porsi saham BUMN Indonesia itu minimal 51%. Perinciannya Inalum 60% dan Antam 40%. Kita tetap jadi mayoritas," ujar Direktur Utama Inalum Winardi Sunoto di Jakarta, kemarin.
Review dari uji kelayakan (feasibility study) SGAR, imbuh Winardi, segera difinalisasi. Begitu kajian FS rampung, barulah joint venture company itu dilanjutkan. "SGAR Mempawah fokus mengolah bijih bauksit menjadi bahan baku logam aluminium," imbuhnya.
Hasil olahan SGAR akan menyuplai kebutuhan pabrik peleburan aluminium milik Inalum, yang selama ini masih bergantung pada impor. Di samping itu, memasok bahan baku aluminium ke pabrik slap milik Inalum dan BUMN Tiongkok. Proyek itu juga akan menyokong kebutuhan rolling stock proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Inalum akan memproduk si aluminium billet dan aluminium aloy," katanya.
Alokasi alumina untuk produk olahan itu sebesar 120 ribu ton, dengan perincian aloy 90 ribu ton dan billet 30 ribu ton. Total produksi Inalum saat ini berkisar 260 ribu ton aluminium ingot per tahun. Hilirisasi aluminium akan dilakukan di pabrik peleburan Inalum di Kuala Tanjung, Sumatra Utara.
Dengan pasokan bahan baku dari SGAR Mempawah, Inalum menargetkan penambahan kapasitas peleburan dari 260 ribu ton menjadi 520 ribu ton, di 2020. "Total kapasitas SGAR Mempawah mencapai 2 juta ton per tahun," pungkasnya.
Dividen PTBA Rp611 miliar
BUMN pertambangan PT Bukit Asam (persero) Tbk bakal membagikan dividen tunai senilai Rp611 miliar atau Rp289,73 per saham dari perolehan laba bersih 2015 sebesar Rp2,04 triliun.
"Dividen tunai itu 30% dari total laba bersih perseroan," papar Corporate Secretary PTBA Joko Pramono dalam RUPST perseroan di Jakarta, kemarin.
Perolehan laba bersih itu lebih tinggi 9,03% jika dibandingkan dengan di 2014 yang sebesar Rp1,86 triliun. Perseroan terus mengupayakan segala cara untuk menghadapi gejolak penurunan harga batu bara sejak 2012. "Namun secara keseluruhan, kinerja operasional dan keuangan perusahaan naik signifikan."
Joko mencontohkan volu-me produksi yang naik 18% ketimbang di 2014. Volume penjualan mencapai 19,10 juta ton atau naik 6% bila dibandingkan dengan di 2014 yang 17,96 juta ton. "Upaya efisiensi masih akan terus berlanjut di 2016 ini. Targetnya sama, di kisaran 10%."
Untuk memperluas pasar ekspor, PTBA bakal menyasar kawasan Asia Selatan seperti Pakistan dan Bangladesh.
RUPST itu juga menyetujui perubahan manajemen PTBA. Posisi direktur utama kini dipegang Arviyan Arifin dari Milawarma. Menyusul susunan direksi yang baru, yakni Anung Dri Prasetya, Achmad Sudarto, Arie Prabowo Ariotedjo, Joko Pramono, dan Suryo Eko Hadianto. (E-4)
tesa@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved