Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Sandiaga Perkuat Ekosistem Pariwisata di Bali

Insi Nantika Jelita
04/5/2021 18:48
Sandiaga Perkuat Ekosistem Pariwisata di Bali
Wisatawan di Pantai Pandawa, Bali(Antara)

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan program penguatan ekosistem pariwisata di tiga daerah di Bali lewat Destination Management Organization dan Destination Governance (DMO-DG), sebagai upaya mempercepat pemulihan pariwisata di Pulau Dewata menuju zona hijau.

Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari di daerah yang bakal menerima turis asing atau mancanegara, yakni di Nusa Dua, Sanur dan Ubud.

"Kehadiran DMO-DG di tengah dinamika saat ini sangat relevan untuk memperkokoh inovasi, adaptasi, dan kolaborasi,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangan resminya, Selasa (4/5).

Kemenparekraf menyebut, DMO-DG berfungsi sebagai wadah bagi seluruh stakeholders di tingkat lokal atau wilayah untuk berpartisipasi aktif dalam memperkuat ekosistem kepariwisataan.

Program tersebut dikatakan melibatkan unsur pentahelix seperti dari akademisi, dunia usaha, masyarakat/komunitas, tokoh adat/tokoh masyarakat, pemerintah daerah, serta media dalam mendorong peningkatan kualitas destinasi pariwisata agar memiliki nilai daya saing.

“Saya berharap melalui kegiatan ini akan tercipta pengelolaan destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan di Nusa Dua, Sanur, dan Ubud. Sehingga dapat dijadikan sebagai contoh konkret untuk meningkatkan kepercayaan pasar domestik dan mancanegara," tutur Mantan Wakl Gubernur DKI Jakarta itu.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa menuturkan, Gubernur Bali I Wayan Koster telah memberikan arahan untuk membangun pariwisata di Bali berbasis desa wisata. Hal ini dilakukan untuk mengkonservasi alam secara beriringan.

“Bali merupakan Pulau Dewata, singgasananya para Dewa, sehingga kita harus benar-benar mempersatukan alam, melestarikan budaya, dan kesejahteraan masyarakat, supaya bisa memberikan kontribusi yang riil. Seperti itulah mimpi di setiap desa wisata yang kita inginkan,” ujar Putu.

“Pada intinya, setiap investasi yang digunakan untuk membangun pariwisata harus pro untuk menciptakan lapangan pekerjaan, harus pro kepada alam dan masyarakat," pungkasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya