Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
RWANDA mungkin saja merupakan salah satu negara yang mendapat cap termiskin di dunia. Akan tetapi, negara di 'Benua Hitam' itu terbukti mampu mereformasi sistem transportasi umum layaknya negara maju.
Rwanda kini jadi negara pertama di Afrika yang menerapkan sistem pembayaran nontunai (cashless) untuk angkutan umum darat.
Bus bernomor 109 yang berjalan melewati bukit tinggi Kigali, ibu kota Rwanda, menjadi salah satu operator yang sudah memasang alat pembayaran cashless di armada mereka. Saat ini, sudah ada dua operator bus Kigali yang memanfaatkan sistem cashless. Satu operator lagi akan menyusul.
Pembayaran cashless di bus tersebut memanfaatkan kartu 'Tap&Go' yang dirancang salah satu start-up di Kigali, AC Group. Kartu tersebut mendapat respons positif dari masyarakat. Itu antara lain terlihat dari jumlah penggunanya yang sudah 60 ribu.
"Saya rasa akan membantu karena mempermudah perjalanan dan tidak repot dengan kembalian," ungkap seorang tenaga pemasar profesional Remy Mwumvaneza, yang acap berkendara dengan bus.
AC Group Chief Operating Officer Philip Ngarambe mengamini ada kebutuhan untuk sistem cashless saat ini. "Ada problem yang dihadapi para operator, yaitu hilangnya sebagian pendapatan," kata Ngarambe.
Pada saat uang tiket masuk ke perusahaan, uang itu telah melewati banyak tangan, mulai kondektur, lalu sopir bus, kemudian pihak yang mengumpulkan uang itu dan membawanya ke bagian keuangan untuk disetor ke bank. Pada akhirnya, perusahaan diperkirakan kehilangan pemasukan sekitar 40%-50%.
Ngarambe melihat sistem nontunai itu bukan hanya mengikis potensi dikorupsi, melainkan juga menghemat waktu dan melindungi lingkungan karena membuat kota lebih bersih dari sobekan karcis. "Para kondektur sudah tentu tidak gembira (dengan sistem nontunai) karena mengurangi pemasukan mereka," ujar Ngarambe.
Namun, ia berharap, jika kemudian sistem itu mendorong peningkatan laba, perusahaan akan memanfaatkannya untuk memperbaiki kesejahteraan karyawan mereka. Para kondektur yang terancam kehilangan pekerjaan pun, menurutnya, akan dilatih menjadi pemasar Tap&Go.
AC Group bukan satu-satunya start-up yang bermain di sektor transportasi Rwanda. Ada Safe Motos, aplikasi semacam Go-Jek, yang memungkinkan konsumen memesan ojek sepeda motor. Ada pula Taxi250, aplikasi sewa kendaraan macam Uber.
Semaraknya sistem pembayaran cashless juga ditopang kebijakan pemerintah Rwanda. Lewat Smart Rwanda Master Plan yang dirilis pada November lalu, sistem pembayaran transaksi pemerintah secara bertahap akan dialihkan menjadi elektronik sepenuhnya pada 2018.
"Teknologi informasi akan membantu kami menggerakkan pengetahuan berbasis ekonomi," tutur Menteri Keuangan Afrika Claver Gatete.
Transaksi daring tumbuh 122% pada periode 2014-2015. Teknologi membantu segalanya mulai mengoleksi pajak, perbankan, hingga sektor ekonomi lainnya sampai berkontribusi 3% dari produk domestik bruto mereka.
Ke depan, AC Group akan berinovasi dengan sistem GPS untuk menunjukkan lokasi bus sekaligus memungkinkan pemakaian kartu debit. Di Indonesia, kapan? (Ire/BBC/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved