Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus US$1,96 miliar pada neraca dagang Indonesia periode Januari 2021.
Capaian itu jauh lebih baik dibandingkan neraca dagang Januari 2020 yang defisit US$640 juta. Surplus pada neraca dagang Januari 2021 disebabkan nilai ekspor yang lebih tinggi, yakni US$15,30 miliar. Adapun nilai impor tercatat US$13,34 miliar.
"Performa pada Januari cukup bagus. Tentunya ini menimbulkan harapan bahwa ekspor ke depan diharapkan terus tumbuh. Pemulihan ekonomi akan berjalan sesuai dengan harapan," papar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2).
Baca juga: Impor Indonesia Turun 6,49% jadi US$13,34 Miliar
Secara tahunan (yoy), ekspor Indonesia pada Januari 2021 mengalami peningkatan sebesar 12,24%, dibandingkan periode ekspor Januari 2020. Peningkatan itu dipengaruhi seluruh sektor ekspor nasional yang mengalami pertumbuhan positif.
Ekspor migas tercatat naik 8,30%, dari US$816,1 juta per Januari 2020 menjadi US$883,9 juta per Januari 2021. Kemudian, ekspor pertanian meningkat 13,91% (yoy) menjadi US$337 juta.
Adapun ekspor industri naik 11,72% (yoy), dari sebelumnya US$10,73 miliar menjadi US$11,99 miliar. Lalu, ekspor pertambangan naik 16,92% (yoy), dari US$1,78 miliar menjadi US$2,08 miliar.
Sementara itu, penurunan nilai impor Indonesia disebabkan adanya penurunan impor pada barang konsumsi sebesar 2,92% (yoy). Dari sebelumnya US$1,46 miliar pada Januari 2020 menjadi US$1,42 miliar per Januari 2021.
Baca juga: Kurs Rupiah Menguat Seiring Sentimen Positif Pasar
Penurunan lebih dalam terjadi pada impor bahan baku atau penolong sebesar 6,10% (yoy), dari US$10,56 miliar menjadi US$9,92 miliar. Lalu, impor barang modal turun 10,72% (yoy), dari sebelumnya US$2,23 miliar menjadi US$1,99 miliar.
"Impor kita secara yoy itu masih 6,49%. Terjadi penurunan impor, baik untuk konsumsi, bahan baku atau penolong, maupun barang modal. Ini mengindikasikan pergerakan impor belum sesuai harapan," terang Suhariyanto.
Dia menambahkan bahwa neraca dagang Indonesia dengan Amerika Serikat pada Januari 2021 masih surplus sebesar US$1,095 miliar. Sedangkan dengan Tiongkok, neraca dagang Indonesia tercatat defisit US$1,097 miliar.(OL-11)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali membanggakan neraca perdagangan nasional yang terus menunjukkan tren positif. Surplus selama 48 bulan menurutnya patut diapresiasi.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) ditutup menguat dipengaruhi oleh penurunan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) April 2024.
Surplus akan sehat jika faktor pendorongnya dari peningkatan ekspor. Sekarang, ekspor kita justru turun dan bisa surplus karena impor turun lebih tajam.
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik karena terus menerus di kisaran 5% dalam beberapa tahun terakhir.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (15/5) dibuka menguat menjelang rilis data neraca perdagangan domestik April 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved