Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MENTERI Perdagangan Muhammad Lutfi menilai penurunan kinerja impor Indonesia dikhawatirkan berdampak pada pelemahan sektor produksi.
Diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada 2020 tercatat surplus US$21,7 miliar. Surplus ini terjadi untuk pertama kalinya sejak 2012. Namun, pada periode tersebut terjadi kenaikan harga komoditas.
"Hari ini (2020) surplus US$21,7 miliar, itu menurut saya sangat mengahawatirkan. Ekspor turun atau minus 2,6%. Meski nonmigas turun 0,5%. Tetapi impor turun lebih dalam menjadi 17,3%," ungkap Lutfi dalam seminar virtual, Selasa (26/1).
Baca juga: Pacu Pemulihan, Anggaran PEN 2021 Naik Jadi Rp533,09 Triliun
Dari koefisien surplus tersebut, ditemukan adanya penurunan arus barang impor. Seperti, bahan baku dan bahan penolong, yang berkontribusi hingga 70,2%.
"Jadi kalau impor turun 17,3%, saya takut akan terjadi pelemahan terhadap sektor produksi yang dikonsumsi di dalam negeri," imbuh Lutfi.
Untuk sektor perdagangan pada kuartal III 2020 turun 5,3% (yoy) sebagai akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Diketahui, sektor transportasi dan pergudangan turun 16,7%. Artinya perdagangan dan stocking terganggu. Serta, penyedia akomodasi dan makanan minuman turun 11,86%.
Baca juga: Ekonomi Terdampak PPKM, Proyeksi Pertumbuhan Dipangkas
"Ini menunjukkan orang tidak kemana-mana. Jadi PSBB sukses, tetapi perdagangan turun," pungkasnya.
Lutfi menggarisbawahi sektor otomotif yang turun 18,06% dan perdagangan besar bukan eceran mobil turun 2%. Menurutnya, perlu ada insentif agar pasar atau konsumen kembali bergerak. Ketika sektor otomotif berjalan, juga dapat mendorong sektor produksi. Lutfi memastikan arus barang masuk ke Indonesia bisa kembali normal.
"Saya memastikan 70,3% dari barang impor siap melayani dan industri siap. Kita perlu menyiapkan, supaya konsumsi berjalan. Saya akan berbicara juga dengan perindustrian dan keuangan. Karena kita membutuhkan insentif. Bukan hanya finansial, tetapi insentif kepercayaan kepada pasar," tutupnya.(OL-11)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali membanggakan neraca perdagangan nasional yang terus menunjukkan tren positif. Surplus selama 48 bulan menurutnya patut diapresiasi.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) ditutup menguat dipengaruhi oleh penurunan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) April 2024.
Surplus akan sehat jika faktor pendorongnya dari peningkatan ekspor. Sekarang, ekspor kita justru turun dan bisa surplus karena impor turun lebih tajam.
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik karena terus menerus di kisaran 5% dalam beberapa tahun terakhir.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (15/5) dibuka menguat menjelang rilis data neraca perdagangan domestik April 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved